Bisnis.com, JAKARTA-Sejumlah pengusaha skala kecil dan menengah bidang pembudi daya jamur membutuhkan dukungan dana bagi pengembangan usah, mengingat permintaan produknya cenderung terus meningkat.
Agus Susanto, pengusaha UKM pembudi daya jamur merang asal Banyumas, mengatakan permintaan produk jamur untuk pasar Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia cenderung terus meningkat, tetapi pasokannya belum bisa mencukupi.
“Permintaan kepada kami saja dari Jakarta mencapai lebih dari 1 kwintal. Ini belum permintaan yang ke pembudi daya yang lain, sehingga total volumenya sangat besar dan ini adalah peluang yang sangat prospektif,” katanya menjawab Bisnis.com, Rabu (12/7/2017).
Menurutnya, keterbatasan modal menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan kapasitas produksi. Sementara permintaan pasar cenderung terus meningkat karena produk hasil olahan jamur semakin digemari masyarakat.
Untuk itu, lanjutnya, para pengusaha sangat tertarik dengan informasi dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Mengah (UKM) bahwa ada potensi dana sekitar Rp20 triliun dari 140 Badan Usaha Milik Negera (BUMN).
Dia menjelaskan potensi dana Rp20 triliun dari 140 BUMN yang dapat dijadikan sebagai alternatif pembiayaan bagi program wirausaha pemula. Wirausaha pemula, termasuk pembudi daya jamur tentunya dapat menjadi mitra binaan dari salah satu BUMN tersebut.
Pengusaha skala UKM tersebut, lanjutnya, menjadi mitra binaan dari salah satu BUMN dengan menggunakan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dengan lama pembinaan selama tiga tahun.
Menurut catatan Bisnis.com, Kementerian Koperasi dan UKM telah menggandeng 50 perusahaan baik BUMN maupun swasta dalam memanfaatkan dana PKBL yang antara lain digunakan untuk permodalan dan pelatihan kewirausahaan.
Diantara perusahaan yang telah bermitra itu adalah Sampoerna, IBM, Ciputra, Indofood, PT Indosemen, Bank Mandiri dan Bank BNI.
Adapun realisasi program bantuan bagi wirausaha pemula (WP) pada periode tahun ini hingga Mei 2017 sebanyak 485 WP (40,41%) dengan nilai Rp5,71 miliar dari total alokasinya mencapai 1.200 WP senilai Rp15,6 miliar.
