Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Pipa Gas Virtual Ditarget Mulai Tahun Depan

Pemerintah menargetkan mulai proyek pipa virtual di tahun depan dengan beberapa klaster yang telah ditetapkan.
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair kelima bersandar di Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (25/6)./Antara-M Agung Rajasa
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair kelima bersandar di Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (25/6)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan mulai proyek pipa virtual di tahun depan dengan beberapa klaster yang telah ditetapkan.

Adapun, pipa virtual (virtual pipeline) merupakan cara untuk mendistribusikan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dengan menggunakan kapal ke klaster tersebut. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terdapat empat klaster yang telah ditetapkan.

Klaster I, yang berada di Papua dan Papua Barat dengan kebutuhan untuk sektor ketenagalistrikan sebesar 138 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd), industri 288 MMscfd dan rumah tangga sebesar 1 MMscfd.

Klaster II, mencakup wilayah Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Perkiraan kebutuhan volumenya yakni 134 MMscfd untuk ketenagalistrikan, smelter 100 MMscfd, industri 55 MMscfd dan rumah tangga 1 MMscfd.

Klaster III mencakup wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Pada klaster ini, diproyeksikan kebutuhan sektor ketenagalistrikan 183 MMscfd, industri 100 MMscfd dan rumah tangga 1 MMscfd.

Terakhir, Klaster IV mencakup wilayah Natuna dan Kalimantan Barat. Di klaster ini, sektor ketenagalistrikan diproyeksi 49 MMscfd dan rumah tangga 1 MMscfd.

Saat ini, ujar Wirat, PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memulai proyek.

"In progress. Pertamina, PGN dan PLN lagi studi, apakah ada 16 titik, kluster optimum gimana. Tahun depan sudah implementasi," ujarnya saat menghadiri acara Gas Indonesia Summit&Exhibition di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Dia pun berharap pembangunan pipa virtual bisa dimulai bersamaan di masing-masing klaster. Pasalnya, proyek ini dapat meningkatkan pemanfaatan gas dalam negeri. Dia memperkirakan untuk membangun kesemua klaster akan membutuhkan dana US$48 miliar.

"Kami mendorong bisa bareng-bareng, enggak harus satu-satu karena investor sudah banyak yang tertarik. Kalau dana saya lupa, tapi dana total kan US$48 miliar sampai 2030," kata Wirat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper