Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2035, Diprediksi Kargo LNG yang Tak Terserap hingga 60

Pemerintah memperkirakan terdapat kargo gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang tak terserap di 2035 hingga 60 kargo.
Liquefied Natural Gas (LNG)./Istimewa
Liquefied Natural Gas (LNG)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah memperkirakan terdapat kargo gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang tak terserap pada tahun 2035 hingga 60 kargo.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan, pada 2035 masih ada kargo LNG domestik yang tak terserap. Volumenya, dia menyebut sekitar 50 hingga 60 kargo setahun.

Adapun, tahun ini, masih terdapat sekitar 18 kargo yang sudah ditender. Dia berharap gas yang belum terserap bisa dimanfaatkan pembeli dalam negeri.

"2035 akan ada uncommitted cargo. Bisa 50-60 per tahun," ujarnya saat menghadiri acara Gas Indonesia Summit & Exhibition 2017 di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Menurutnya, pada 2019 Indonesia belum memerlukan pasokan LNG dari luar, karena produksi dalam negeri memiliki prospek yang lebih baik dari yang diprediksi sebelumnya. Adapun, proyeksi impor sangat bergantung pada jumlah pembangkit yang terbangun karena sektor ketenagalistrikan pemanfaat gas terbesar. Selain itu, faktor kemampuan produksi lapangan dalam negeri, juga terbangunnya infrastruktur gas akan menjadi penentu naiknya permintaan gas di Indonesia.

Dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026, bauran energi baru terbarukan naik menjadi 22,6% dari porsi sebelumnya 19,7%, porsi batubara naik tipis menjadi 50,4% dari sebelumnya 50,3%.

Adapun porsi pembangkit listrik tenaga gas turun menjadi 26,6% dari sebelumnya 29,4%, terakhir bahan bakar minyak (BBM) dipangkas menjadi 0,4% dari sebelumnya 0,6%.

Dengan demikian, kapasitas pembangkit batubara pada 2025 sebanyak 63.352 mega watt (MW), pembangkit berbasis energi baru terbarukan sebesar 28.282 MW. Selain itu pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) total kapasitasnya 33.436 MW, sedangkan pembangkit berbahan bakar diesel yang beroperasi sejumlah 503 MW.

Dari data PLN, sejak 2015 hingga 10 Maret 2017 dari total pembangkit 35.000 MW baru 639 MW atau 2% yang beroperasi secara komersial. Alhasil, target kapasitas terpasang pada 2019 menjadi 79.200 MW.

"Besar kemungkinan 2019 tidak impor karena produksi lebih bagus dari yang diperkirakan. Tinggal committed berubah jadi contracted," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper