Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan selain pembangunan infrastruktur dan moda transportasi, Jakarta juga memerlukan aplikasi penunjang untuk penumpang.
Dia menilai selama ini penumpang masih mengeluh transportasi di kota-kota Indonesia belum maksimal. Itu sebabnya pemerintah berupaya mengintegrasikan light rapid transit (LRT), mass rapid transit (MRT) dan juga bus rapid transit (BRT).
"Tapi itu semua tidak akan maksimal jika tak ada satu aplikasi Moovit bekerja sama dengan Pak Bambang [Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek] untuk diaplikasikan di Jakarta," jelas Menhub Budi di Stasiun Palmerah, Senin (26/6/2017).
Dia menyebut, aplikasi ini akan mengintegrasikan perjalanan dengan menggunakan semua angkutan dalam trayek seperti kereta api, Kopaja, Metro Mini, Angkutan KWK. Aplikasi ini juga akan memberikan informasi pada estimasi waktu perjalanan. "Saya apresiasi Moovit ini karena tidak ada uang pemerintah," ungkapnya.
Ke depannya Moovit diharapkan dapat memberikan data terkait waktu tunggu, rute terbanyak, dan informasi pola transportasi masyarakat. Ini juga akan menjadi bahan bagi pemerintah dalam merumuskan strategi pembangunan transportasi. "Jadi hasil laporan bisa diserahkan juga ke Organda soal layanan mereka bagaimana dan apa yang harus ditingkatkan," paparnya.
Sementara itu, Teguh Trianung, Direktur Moovit Indonesia, mengatakan Moovit menjadi jembatan antara penumpang dengan operator transportasi dalam trayek.
"Kami ini menjadi perpanjangan tangan dari berbagai pihak. Dan ini hanya berlaku untuk angkutan dalam trayek, bukan taksi atau ojek," jelasnya.
Moovit menggandeng Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) guna membuat indeks transportasi publik.