Bisnis.com, BALIKPAPAN - Unit produksi terapung (floating production unit/FPU) Lapangan Jangkrik di Blok Muara Bakau siap mengirim kargo pertama pada 22 Juni 2017 ke Nusantara Regas.
VP Operations Eni Muara Bakau Jahnawi Tri Wasisto, mengatakan 30% pasokan gas Jangkrik dijual ke pasar domestik. Namun, ternyata bisa dioptimasi menjadi sekitar 50%. Rencananya, pada 22 Juni akan dikirim kargo pertama ke Nusantara Regas.
Gas tersebut dibeli oleh PT Pertamina (Persero) dengan volume 1,4 juta ton per tahun untuk tujuh tahun sejak 2017.
"Kargo pertama rencananya dikirim 22 Juni," ujarnya usai kunjungan ke FPU Jangkrik di Selat Makassar, Minggu (12/6/2017).
Adapun, produksi Lapangan Jangkrik, Bloo Muara Bakau bisa mencapai 450 MMscfd yang diperoleh dari empat hingga lima sumur. Sementara, saat ini terdapat 10 sumur di Lapangan Jangkrik yang bisa mendorong volume produksi.
Pada blok ini, ENI Muara Bakau BV sejak 2002 dengan kepemilikan saham partisipasinya sebanyak 55%, mitranya Engie E&P sebesar 33,3% serta PT Saka Energi Muara Bakau sebesar 11,7%.
Sementara itu, di Blok East Sepinggan, Eni menguasai saham partisipasi sebesar 85% dan Pertamina 15%. Dari kegiatan pengeboran di sumur Merakes 1 dan Merakes 2, cadangan di Merakes diestimasikan sebesar 2 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/tcf) gas dengan kemungkinan potensi tambahan yang sedang dievaluasi.
"Kita itu untuk produksi 450 MMscfd, sumurnya cuma empat sumur, lima sumur, sudah bisa. Jadi kita buat space, memang potensinya ada, ditambah Merakes," katanya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan proyek gas laut dalam ini berpotensi naik produksinya dengan integrasi operasi beberapa wilayah kerja di sekitarnya. Saat ini produksi gas Jangkrik di kisaran 130 MMscfd dan diperkirakan sampai di produksi puncak tiga bulan lagi.
Sementara itu, tambahan produksi diperoleh dari Lapangan Merakes di Blok East Sepinggan yang juga dioperatori Eni sehingga produksinya bisa menyentuh 600 MMscfd. Lapangan Merakes sendiri saat ini masih dalam tahap sertifikasi cadangan setelah pengeboran eksplorasi dilakukan.
Tambahan produksi, ujar Jonan, bisa diperoleh dari penggunaan fasilitas produksi bersama dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dioperatori Chevron. Dia memprediksi melalui FPU Jangkrik nantinya bisa dihasilkan gas dengan volume hingga 800 MMscfd.
"Paling kurang, 600. Kalau 800, saya kira sih harus dengan tambahan sumurnya Chevron," katanya.