Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan surplus perdagangan lebih rendah pada Mei 2017, menyusul tingginya permintaan barang untuk Ramadan yang mendorong impor dan cenderung tertekannya harga komoditas.
“Diperkirakan surplus dagang lebih rendah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (12/6/2017).
Dia mengemukakan pasar akan menunggu data neraca perdagangan Mei 2017 yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan ini.
“Tekanan (dari) turunnya harga komoditas serta permintaan impor tinggi bulan Ramadan diperkirakan meminta surplus dagang yang lebih rendah,” kata Rangga.
Seperti diketahui neraca perdagangan Indonesia selama April 2017 mengalami surplus US$1,24 miliar.
BPS merilis surplus tersebut disebabkan oleh nilai ekspor yang mencapai US$13,17 miliar, atau lebih besar dari nilai impor senilai US$11,93 miliar.
Meski mengalami surplus, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan nilai ekspor pada April ini mengalami penurunan sebesar 10,30% jika dibandingkan dengan Maret kemarin.
Tak hanya itu, BPS juga mencatat adanya penurunan impor pada April 2017 sebesar 10,20% dibanding Maret.
Sementara itu, surplus perdagangan Indonesia Januari-April 2017 mencapai US$5,33 miliar.