Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Studi Kelayakan Smelter Amman Selesai Agustus

PT Amman Mineral Nusa Tenggara, operator Blok Batu Hijau, menargetkan studi kelayakan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) bisa diselesaikan pada Agustus tahun ini.
Lokasi penambangan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat/Antara-Prasetyo Utomo
Lokasi penambangan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - PT Amman Mineral Nusa Tenggara, operator Blok Batu Hijau, menargetkan studi kelayakan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) bisa diselesaikan pada Agustus tahun ini.

Presiden Direktur Amman Rachmat Makkasau mengatakan studi kelayakan akan fokus pada pemilihan jenis teknologi smelter dan pasokan listrik. Dia berharap agar proses bisa selesai pada Agustus 2017.

Amman Mineral siap menggelontorkan dana senilai US$9 miliar atau setara dengan Rp119,7 triliun (US$1=Rp13.300) untuk pengembangan tambang dan pembangunan smelter berkapasitas 1 juta ton.

Investasi smelter sekitar US$1 miliar dan sisanya untuk pengembangan tambang dan pabrik pengolahan bijih menjadi konsentrat tembaga. Selain itu, PATMNT akan melanjutkan kembali eksplorasi di Blok Elang dan blok lainnya hingga mencapai tahap operasi produksi.

"Kami fokus ke seleksi teknologinya. Masih dalam proses, paling Agustus tahun ini [selesai]," ujarnya di DPR, Jakarta, Rabu (7/6).

Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Susigit mengatakan Amman memulai tahap groundbreaking pembangunan smelter sejak akhir April. Meski begitu, pihaknya belum mendapatkan rencana detail pembangunan smelter. Rencananya, ujar Bambang, pemerintah akan menyampaikan surat permintaan rencana detail pembangunan smelter kepada Amman pekan depan.

"Rencananya pekan depan kami layangkan surat ke Amman," katanya.

Rencana detail pembangunan smelter, tutur Bambang, akan menjadi tolak ukur kemajuan pembangunan smelter yang nantinya akan menjadi syarat utama perpanjangan izin ekspor konsentrat.

Pasalnya, bila dalam enam bulan kemajuan smelter belum mencapai 90% dari rencana kerja, izin ekspor bisa dicabut.

Berdasarkan laporan hasil operasi 2016 PT Medco Energi Internasional Tbk., induk usaha PTAMNT, tambang tersebut memproduksi emas sebanyak 798.000 ounce, lebih tinggi dibandingkan dengan produksi 2015 saat masih bernama PT Newmont Nusa Tenggara sebanyak 676.000 ounce.

Berbanding terbalik dengan emas, produksi tembaga turun tipis 3,44% dari 494 juta pon menjadi 477 juta pon. Adapun produksi Tambang Batu Hijau yang memasuki fase tujuh pada tahun ini diperkirakan turun. Produksi PTAMNT akan sekitar 300-310 juta pon tembaga dan 400.000-420.000 ounce emas.

"Rencana detil itu mereka sendiri yang tentukan. Kami tinggal mengevaluasi capaiannya seperti apa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper