Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan fokus pasar mulai beralih ke FOMC meeting yang digelar pada pertengahan Juni 2017.
“Diperkirakan kembali menaikkan FFR target,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (30/5/2017).
Sementara itu, ujarnya, indeks dolar AS mulai bangkit, tetapi saat ini rilis data ekonomi AS belum solid.
Dia mengemukakan pada Selasa malam, rilis data inflasi PCE diperkirakan turun dan pertambahan NFP AS di Jumat malam diekspektasikan juga melambat.
“Kisruh politik AS serta situasi kemananan global yang belum stabil diperkirakan masih meminta yield obligasi yang rendah,” kata Rangga.
RUPIAH
Terkait rupiah, ujarnya, masih diuntungkan oleh dolar yang lemah minggu lalu.
“Tetapi komoditas yang tidak berlanjut penguatannya serta euforia S&P yang mulai jenuh, mulai memberikant tekanan depresiasi, apalagi di saat indeks dolar mulai kuat,” kata rangga.
Dia mengemukakan situasi politik yang belum kondusif serta kemanan domestik yang sempat terganggu, ikut menjaga rupiah tidak terlalu kuat.
“Aliran dana asing ke SUN dan IHSG juga mulai melambat, pertanda minimnya berita positif,” kata Rangga.
Minggu ini, tambahnya, ditunggu inflasi Mei 2017 yang diperkirakan naik ke 4,37% YoY.
“Rupiah berpeluang agak tertekan minggu ini.”