Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mengajak China berinvestasi di tiga daerah sebagai tindaklanjut konferensi tingkat tinggi One Belt One Road di Beijing beberapa pekan lalu. Ketiga daerah prioritas itu merupakan Sumatra Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan kebanyakan investor China sangat terrtarik untuk menanamkan modal di proyek infrastruktur pembangkit listrik di Kalimantan Utara. Sebab provinsi paling muda di Indonesia itu begitu potensial untuk pengembangan hydropowerplant.
“Investor China banyak yang mau membangun power plant di Kaltara. Mereka minta segera dicarikan demand-nya untuk menyerap suplai listrik,” ujar Airlangga usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Senin (29/5).
Pemerintah mempertimbangkan pengembangan kawasan industri untuk menggenjot konsumsi listrik di Kalimantan Utara. Kawasan Industri di Kalimantan Utara rencananya merupakan kawasan bagi industri pemurnian logam. “Itu memang yang diusulkan. Namun, juga jangan lupa juga banyak peluang investasi yang ditawarkan di ketiga daerah itu, proyek proyek strategis nasional.”
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan China tengah berambisi meningkatkan pengaruhnya di Asia dengan meningkatkan konektivitas jalur perdagangannya di Asia. China sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia sekaligus memperluas pasarnya dengan menggenjot investasi ke mancanegara.
Luhut menyatakan investor China sudah menyatakan ketertarikan untuk menggarap pembangkit dengan kapasitas 7,2 gigawatt di Kaltara. Salah satu investor yang tertarik mengembangkan hydropower itu merupakan CITIC group. “Tapi kita sekalian mau ada industrial part dan smelter juga di situ. Untuk mengolah turunannya seperti aluminium dan nikel,” kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah tengah menyusun berbagai usulan proyek terintegrasi kepada China sebagai tindak lanjut pertemuan One Belt One Road di China. Pemerintah menawarkan berbagai peluang investasi pada sektor industri dan infrastruktur di Bitung, Sumatra Utara, dan Kalimantan Utara. “Semuanya dalam bentuk business to business, jadi pemerintah tidak menarik pinjaman.”