Bisnis.com, SURABAYA—Asosiasi Semen Indonesia optimistis target pertumbuhan konsumsi semen sepanjang tahun ini akan tercapai melihat realisasi hingga April 2017.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan pada kuartal I/2017 permintaan semen tumbuh di kisaran 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pada April 2017 konsumsi semen naik 11,7%.
“Target kita sepanjang tahun kan antara 5% hingga 6% tumbuhnya secara nasional. Kalau sekarang saja bisa segitu, ya kemungkinan [target] bisa tercapai,” ujarnya di Surabaya, Jumat (26/5/2017).
Widodo menyebutkan permintaan semen yang meningkat tersebut terutama didorong oleh kebutuhan di sektor perumahan dan infrastruktur yang mulai menggeliat. Untuk semester I/2017, dia berharap pertumbuhan konsumsi semen minimal sama atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Pasalnya, biasanya tingkat permintaan semen pada kuartal I agak landai, atau berada di kisaran 3% secara year on year (y-o-y). Pada bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri, dia menyebutkan permintaan biasanya menurun. Namun, hal ini menurutnya tidak perlu dikhawatirkan.
“Nanti, di semester II biasanya lebih tinggi karena anggaran pemerintah mulai cair dan proyek bisa mulai jalan,” katanya.
Widodo juga menuturkan permintaan semen pada April 2017 di pulau-pulau besar di Indonesia hampir seluruhnya mengalami penaikan, kecuali Kalimantan, Maluku, dan Papua. Adapun, permintaan terbesar masih berasal dari Jawa dan Sumatera yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,6% dan 10% secara tahunan.
Sementara itu, Agung Wiharto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., mengatakan sejalan dengan permintaan semen secara nasional yang mengalami peningkatan pada April 2017, penjualan semen perseroan pun juga naik. Penjualan pada tiga bulan pertama tahun ini, katanya masih tumbuh minus dan menjadi positif 5% selama Januari 2017 hingga April 2017.
“Kalau melihat tanda-tandanya sih untuk tahun ini konsumsi semen bisa lebih bagus,” ujar Agung.
Menurutnya, permintaan yang lesu sepanjang kuartal I merupakan hal yang lumrah, yang salah satunya disebabkan masih tingginya curah hujan. Diperkirakan, puncak permintaan semen akan terjadi pada Juli hingga Oktober.
Dia menyebutkan salah satu pendorong permintaan semen adalah maraknya pembangunan infrastruktur dalam dua tahun terakhir. Kendati sektor infrastruktur hanya mengonsumsi 12% dari total seluruh konsumsi semen, namun proyek-proyek infrastruktur memicu pembangunan di wilayah sekitarnya.
Adapun, penjualan semen perseroan saat ini terdiri dari 25% semen curah untuk proyek infrastruktur dan industri besar, dan sisanya 75% merupakan penjualan segmen ritel.