Bisnis.com, TOKYO— Kendati Pemerintah Jepang masih gagal memacu laju inflasi serta mesin manufaktur utama (core machinery orders) tumbuh di bawah ekspektasi, para ekonom masih optimistis pertumbuhan ekonomi Jepang akan kembali berekspansi pada kuartal I/2017.
Kepala Ekonomi Dai-Ichi Life Research Institute Yoshiki Shinke mengatakan Jepang memiliki potensi untuk mengawali 2017 dengan pertumbuhan ekonomi yang solid. Dia memproyeksikan, produk domestik bruto (PDB) sepanjang Januari-Maret 2017 akan kembali tumbuh dan melanjutkan ekspansi yang telah terjadi selama lima kuartal terakhir.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2017 memiliki indikasi untuk kembali tumbuh melebihi ekspektasi. Pemulihan mungkin dipimpin oleh sektor korporasi,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/5/2017).
Shinke sendiri memprediksi PDB Jepang akan tumbuh 2,3% secara year on year (yoy) pada kuartal I/2017. Apabila PDB Jepang kuartal I/2017 benar-benar kembali tumbuh di atas perkiraan. Maka hal itu akan menjadi yang terbaik sejak tahun 2006, atau sejak Jepang berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri saat itu Junichiro Koizumi.
Shinke melanjutkan, kuatnya aktivitas ekspor yang dibarengi oleh nilai tukar yen yang berada pada tingkat yang lebih kompetitif selama sedekade terakhir, membuat perekonomian Jepang di bahwa Pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe jauh lebih unggul dari masa kepemimpinan Koizumi.
Sebelumnya, Bank Sentral Jepang (BOJ) bulan lalu telah menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonominya menjadi 1,6% untuk tahun fiskal berjalan yang berakhir pada Maret 2018. Di sisi lain BOJ juga memangkas proyeksi inflasi untuk periode yang sama menjadi 1,4%.
BOJ sendiri optimistis naiknya aktivitas perdagangan global telah mendukung tren kenaikan ekspor dan produksi selama tiga bulan pertama 2017.
Sementara itu, ekonom senior Capital Economics Singapura Marcel Thieliant mengatakan pasar akan tetap meragukan Jepang apabila laju PDB kembali berekspansi, tetapi inflasi masih tumbuh sangat lambat.
“Pembuat kebijakan moneter dan fiskal harus segera menemukan cara terbaru untuk merespon rendahnya laju inflasi Jepang,” katanya.
Adapun, berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg kepada sejumlah ekonom, PDB Negeri Sakura akan tumbuh 1,7% secara yoy. Surplus perdagangan sepanjang Januari-Maret diperkirakan akan menyumbang 0,1% dari pertumbuhan ekonomi kuartal I/2017.
Di sisi lain, belanja bisnis diprediksi akan turun 0,4% setelah sempat melonjak 2% pada kuartal IV/2016. Sementara itu, konsumsi swasta diprediksi naik 0,5%, atau melanjutkan rebound yang sudah terjadi sejak akhir tahun lalu.