Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan logistik diminta waspada terhadap potensi serangan siber yang tengah marak belakangan ini. Pasalnya, perusahaan penyedia jasa logistik amat bergantung pada sistem manajemen berbasis teknologi informasi.
Zaroni, konsultan senior Supply Chain Indonesia mengatakan, ada tiga hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu pencegahan. penilaian dan recovery.
"Perusahaan yang berada dalam sektor logistik harus memerhatikan dan menjalankan hal tersebut untuk memastikan bahwa risiko keamanan siber telah dimitigasi dengan baik," katanya kepada Bisnis, Selasa (16/5/2017).
Dia memaparkan, pencegahan dimulai dari pemilihan platform dan jenis ICT logistik seperti warehouse management system, freight management system dan enterprise resource planning.
"Pilih aplikasi yang paling secure dan sudah teruji keamanannya," imbuhnya.
Sedangkan dari sisi perangkat keras, alat yang dipilih harus punya back up server dan dissaster recovery system (DRS).
Lalu, SDM yang bertindak selaku operator dan sekaligus pengguna informasi sistem logistik harus melalui training yang memadai.
Selain itu budaya dan perilakunya juga harus dibentuk, misalnya dibiasakan mengganti password secara berkala, tidak mudah memberikan password ke pihak lain atau sharing data harus aman.
Kedua, dilakukan penilaian atau evaluasi secara rutin atas sistem ICT dan uji keamanan siber. Hal ini untuk memastikan bahwa sistem ICT logistik yang dijalankan masih berjalan baik dan aman.
Ketiga, apabila sudah terjadi hacking atau pembobolan keamanan siber, prosedur recovery harus dijalankan.
"Ini lebih kepada tindakan korektif bila ternyata keamanan siber telah dibobol," paparnya.