Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lindungi Gambut, RI Tidak Akan Mundur Selangkah Pun

Indonesia tidak akan mundur selangkah pun dalam melindungi gambut dan memperbaiki gambut yang rusak.
Foto udara lahan gambut yang dijadikan areal tanam sawit: masih tampak sisa terbakar./KLHK-Istimewa
Foto udara lahan gambut yang dijadikan areal tanam sawit: masih tampak sisa terbakar./KLHK-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia tidak akan mundur selangkah pun dalam melindungi gambut dan memperbaiki gambut yang rusak.

Komitmen itu disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekjen KLHK Bambang Hendroyono dalam pertemuan kedua Global Peatlands Initiative (GPI) di Jakarta, Senin (15/5/2017).

"Untuk itu, dibutuhkan ketegasan pemerintah dalam melakukan penegakan hukum," katanya.

Indonesia, kata Siti, siap bergandengan dengan mitra nasional dan internasional yang sedang mengupayakan tata kelola gambut yang lebih baik, termasuk dengan masyarakat sipil dan dunia usaha.

Pertemuan mitra GPI dihadiri oleh perwakilan Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Peru, lembaga PBB, lembaga donor, perwakilan perguruan tinggi, dan masyarakat sipil. Pertemuan ini bertujuan memutakhirkan basis data terkait lahan gambut global dan mengompilasi pengalaman pengelolaan lahan gambut berkelanjutan serta strategi restorasi gambut.

"Global Peatlands Initiative membuka peluang besar bagi Badan Restorasi Gambut untuk berbagi pengalaman kepada dan belajar dari negara lain tentang perlindungan dan pemulihan ekosistem gambut secara tepat, efektif, dan efisien," kata Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead dalam kesempatan yang sama.

GPI diluncurkan pada Konferensi Perubahan Iklim di Maroko (UNFCCC COP22) tahun lalu yang beranggotakan negara-negara pemilik hutan dan lahan gambut tropis luas, organisasi multilateral, dan organisasi nonpemerintah (NGO). Indonesia merupakan negara pertama yang menjalankan restorasi gambut secara massif dan akan menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 1 gigaton.

Kebakaran besar hutan dan lahan gambut di Indonesia pada 2015 memberi pelajaran. Para ahli memperkirakan gambut yang kering dan terbakar bertanggung jawab atas setidaknya 5% dari total emisi karbon yang disebabkan oleh manusia, yang memicu perubahan iklim, di samping dampak langsung terhadap ekonomi dan kesehatan manusia akibat asap kebakaran.

"GPI menjadi landasan yang memungkinkan Indonesia menjadi contoh bagi dunia dalam upaya restorasi gambut serta lanskap dataran rendah di mana kubah-lubah gambut berada," ujar Tim Christophersen, Programme Officer Senior Hutan dan Perubahan Iklim dari UN Environment.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper