Bisnis.com, JAKARTA—Bank Sentral Jepang (BOJ) memproyeksikan target inflasi nasional akan tercapai pada tahun fiskal 2018.
Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dengan melanjutkan proses pelonggaran moneter yang telah dilakukan saat ini, dia meyakini tingkat inflasi yang ditetapkan sebesar 2% akan tercapai pada tahun fiskal mendatang.
“Output Jepang terus meningkat dengan cepat dan pasar tenaga kerja masih cukup ketat. Jika kita melanjutkan pelonggaran moneter agresif saat ini, saya kira inflasi akan mencapai 2 % pada tahun fiskal 2018,” kata Kuroda, seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/5/2017).
Kuroda pun menyatakan, BOJ siap menyesuaikan kebijakan moneternya apabila dibutuhkan. Namun dia meyakini dengan kondisi ekonomi global yang sedang mengalami pemulihan saat ini, terutama di sektor perdagangan, membuat Jepang tak terlalu membutuhkan tambahan stimulus.
Dia merasa, perpanjangan masa pembelian obligasi tahunan sebesar 80 trliun yen sudah cukup untu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Seperti diketahui, dalam pertemuan Dewan Gubernur BOJ bulan lalu, otoritas moneter Negeri Sakura itu memutuskan untuk memperpanjang stimulusnya tersebut hingga akhir tahun.
Sebelumnya, sejumlah ekonom memperkirakan bahwa BOJ akan mulai menurunkan jumlah pembelian obligasinya itu pada Mei 2017. Akan tetapi BOJ menilai stimulus tersbeut masih dibutuhkan untuk mendukung sentimen eksternal berupa mulai membaiknya perekonomian domestik akibat naiknya permintaan luar negeri
Adapun pada kesempatan yang sama dalam pertemuan Dewan Gubernur bulan lalu tersebut, BOJ memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya, yakni menahan suku bunga acuannya pada level-0,1%
Otoritas moneter Jepang Ini juga mempertahankan target imbal hasil obligasi bertenor 10 tahunnya pada kisaran 0%.
Sementara itu, BOJ memangkas perkiraan inflasi intinya untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2018 menjadi 1,4% dari prediksi awal sebesar 1,5%. Adapun untuk tahun fiskal berikutinya komponen tersebut diperkirakan akan naik menjadi 1,7% dan 1,9% untuk tahun fiskal 2019.
Di sisi lain, untuk target inflasi, BOJ masih mempertahankannya pada level 2% untuk tahun fiskal 2018. Kebijakan tingkat stimulus moneter tersebut salah satunya diharapkan akan mendongkrak laju inflasi mendekati target yang ditentukan BOJ tersebut.
Terpisah, upaya BOJ untuk memacu laju inflasinya tahun ini nampaknya masih cukup berat. Indikasi itu salah satunya muncul dari kembali turunnya indeks kepercayaan konsumen Negeri Sakura pada April lalu.
Dalam keterangan resminya, Kantor Kabinet Jepang menyebutkan, indeks kepercayaan konsumen bulan lalu anjlok 0,7 poin dari Maret ke level 43,2. Capaian tersebut berada di bawah perkiraan pasar yang memperkirakan indeks tersebut menembus 44,3 atau naik dari capaian Maret sebesar 43,9.