Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan kebijakan kelanjutanusiaan tidak akan hanya berfokus pada lansia tapi juga berbasis siklus hidup atau life-cycle.
Ade Rustama, Asisten Deputi (Asdep) Pemberdayaan Disabilitas dan Lanjut Usia Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), mengatakan hal ini penting karena Indonesia masuk lima besar negara dengan jumlah lansia terbanyak di dunia.
“Ke depan pengembangan kebijakan kelanjutusiaan tidak bisa hanya terfokus pada lansia. Harus berbasis siklus hidup dengan mempersiapkan diri setiap generasi sebelum menjadi lansia,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Minggu (7/5/2017).
Pengembangan kebijakan itu, sambungnya, dilakukan dengan pendekatan menjadi lansia tangguh melalui active and healthy aging. Active aging yakni proses yang mengupayakan peningkatan kualitas hidup lansia, terdiri dari kesehatan, partisipasi, dan rasa aman.
Sementara itu, healthy aging merupakan proses mengembangkan dan mempertahankan kemampuan fungsional yang memungkinkan kesejahteraan bagi individu lansia. Active and healthy ageing ini, lanjut dia, akan berdampak ekonomi, sosial, dan politik.
Ade mengungkapkan ada upaya komprehensif, terpadu, berkesinambungan dalam social services and care. Program itu berupa paket layanan lansia dalam JKN, Posyandu lansia, dan public-private partnership.
Menurutnya, arah kebijakan dan strategi bagi penyandang disabilitas dan lansia dalam kerangka pembangunan nasional memiliki sasaran membantu pemenuhan hak penyandang disabilitas dan lansia dalam setiap aspek kehidupan.