Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operator Blok Masela Diminta Segera Lakukan Kajian

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta operator Blok Masela segera memulai kajian pra pendefinisian proyek (front end engineering design/FEED).

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta operator Blok Masela segera memulai kajian pra pendefinisian proyek (front end engineering design/FEED).

Menurutnya, operator, Inpex hingga kini belum menunjukkan bahwa akan memulai kegiatan pre FEED untuk menentukan kapasitas produksi kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) juga produksi gas pipa.

Seperti diketahui, terdapat dua opsi pengembangan yakni dengan kapasitas produksi kilang liquefied natural gas (LNG) sebesar 7,5 juta ton per tahun ditambah 474 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas pipa dan produksi LNG 9,5 juta ton per tahun ditambah 150 MMscfd telah disepakati.

"Pre FEED-nya itu terserah Inpex. Kalau kelamaan, saya batalin. Kan jelas," ujarnya usai menghadiri Forum Gas Nasional 2017 di Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Adapun, Blok Masela belum bergerak secara signifikan perkembangannya sejak skema pembangunan kilang berubah dari kilang terapung menjadi kilang darat pada Maret 2016. Bahkan, ketika Perdana Menteri Shinzo Abe datang pada Januari 2017, belum juga terputus kesepakatan yang membuat proses berjalan.

Pemerintah menginginkan agar dua skema itu dikaji dengan dua pilihan lokasi. Namun, investor yakni Inpex dan mitranya Shell masih melakukan pembicaraan dengan pemerintah. Jonan pun menganggap terlalu lama bagi investor untuk menimbang sehingga pre FEED belum bisa berjalan.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan bila Inpex sebagai operator memulai tahapan pra kajian pendefinisian proyek, pihaknya akan mencari calon penyerap gas pipa. Namun, hingga kini, Inpex belum memulai kegiatan pre-FEED.

"Kalau nanti seandainya mereka (operator) mulai [pre-FEED], kita akan mulai mencari industri yang [menyerap] 474 itu. Kalau mereka enggak mulai-mulai, terus gimana?" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper