Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurukan IHK Picu Deflasi Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,21%, setelah sebelumnya pada Maret 2017 mengalami deflasi 0,06%, akibat penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,05 pada Maret 2017 menjadi 128,78 pada April 2017
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, LAMPUNG — Kota Bandar Lampung kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,21%, setelah sebelumnya pada Maret 2017 mengalami deflasi 0,06%, akibat penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,05 pada Maret 2017 menjadi 128,78 pada April 2017.

Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum mengatakan, tiga kelompok pengeluaran memberikan andil deflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 0,49%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,02% dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01%.

Sedangkan dua kelompok pengeluaran yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,30% dan kelompok sandang sebesar 0,01%. Sementara kelompok kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak memberikan andil inflasi.

Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi di antaranya cabai merah, bawang merah, cumi-cumi, jeruk, angkutan udara, cabai rawit, gula pasir, nangka muda, tongkol/ambu-ambu, dan bayam.

Berdasarkan penghitungan IHK, deflasi Kota Bandar Lampung terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan indeks sebesar 2,05%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau turun sebesar 0,13% dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun sebesar 0,03%.

Sebaliknya kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami peningkatan indeks (inflasi) sebesar 1,09%, kelompok sandang sebesar 0,29% dan kelompok kesehatan sebesar 0,05%.

Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks. "Deflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-68 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya,"jelasnya.

Dari 82 kota, 53 kota mengalami inflasi, dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,02%, sedangkan inflasi terendah terjadi di Cilacap sebesar 0,01%. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,08%, dan deflasi terendah terjadi di Manado sebesar 0,02%.

Kota Bandar Lampung, pada April 2017, berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 1,15% dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 4,48%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper