Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai di Petani Terus Turun

Pemerintah diminta mewaspadai harga cabai di tingkat petani yang terus turun karena kelebihan pasokan.
Pedagang cabai rawit./Bloomberg-Dimas Ardian
Pedagang cabai rawit./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta mewaspadai harga cabai di tingkat petani yang terus turun karena kelebihan pasokan.

Sekjen Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Abdul Hamid mengkhawatirkan terjadi pergeseran tanam dari cabai keriting ke cabai rawit merah karena harga yang sempat tinggi. Bahkan di Jawa Timur, area tanam sudah mencapai 2.000 ha.

"Dari pengalaman kami, kalau sudah lebih dari 2.000 ha, maka dikhawatirkan harga di tingkat petani akan turun pada bulan kelima sampai bulan ketujuh," tuturnya dalam diskusi Strategi Kendalikan Pasokan dan Harga Cabai: Prediksi Hari Raya di Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Direktur Pengembangan Agribisnis Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia Soekam Parwadi menyampaikan kekhawatiran serupa. Pasokan berlebih mulai dirasakan sejak Maret kemarin. Sementara, belum ada teknologi penyimpanan untuk cabai yang bersifat mudah rusak.

Dia menyebut harga cabai merah keriting di tingkat petani sebesar Rp9.000 per kg, di bawah biaya produksi Rp10.000 per kg. Menurutnya, saat ini petani mau bertahan karena berharap harga akan kembali pulih.

"Mestinya perlu penanganan agar tidak semua produk segar masuk ke pasar induk," kata dia.

Perum Bulog sebenarnya pernah mengeluarkan Cabai Bubuk Kita pada , untuk menyiasati ketika pasokan melimpah. Namun, selera masyarakat yang masih bertumpu pada cabai segar, sehingga Cabai Bubuk Kita kurang diminati.

Sebagai solusi jangka pendek, Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mendorong petani memperbaiki manajemen tanam, seperti menentukan luas tanam hingga kapan waktu tanam. Dengan demikian, tidak akan terjadi panen serempak yang berakibat pada pasokan berlebih.

Dalam jangka panjang, Kementerian Pertanian mengusulkan agar ditentukan HET untuk cabai. Dengan demikian memberi kepastian harga pada petani dan konsumen. Namun demikian, penentuan HET masih harus menunggu rapat koordinasi di tingkat Kemenkoperekonomian.

Soal HET, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Karyawan Gunarso mengingatkan bahwa penerapan HET akan berdampak pada penyiapan anggaran dari APBN untuk stabilisasi. Bulog menyiapkan Rp2,5 triliun dari APBN untuk 258.000 ton beras sebagai cadangan beras pemerintah. "Kalau ditambah dengan daging, kedelai, cabai, maka akan berapa anggaran yang disiapkan sebagai konsekuensinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper