Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JIEP Lebarkan Sayap Usaha Air Minum Kemasan

PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung atau JIEP melebarkan sayap usaha dengan menyasar bisnis air minum dalam kemasan (AMDK).
Ilustrasi air minum/Reuters-Lucy Nicholson
Ilustrasi air minum/Reuters-Lucy Nicholson

Bisnis.com, JAKARTA - PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung atau JIEP melebarkan sayap usaha dengan menyasar bisnis air minum dalam kemasan (AMDK).

Marketing and Business Development Head JIEP Ahmad Fauzi mengatakan pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan Perusahaan Umum Jasa Tirta II selaku produsen AMDK yang akan dikembangkan perseroan.

"Kalau JIEP hanya berkutat di pengelolaan dan penyewaan kawasan industri saja maka akan ketinggalan. Makanya kami sebisa mungkin ekspansi usaha dalam bidang apapun termasuk usaha AMDK ini," ujarnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.

JIEP, selaku perusahaan yang sahamnya dimiliki sebagian oleh Pemprov DKI Jakarta dan juga badan usaha milik negara (BUMN), menyebut pengembangan usaha tersebut sebagai sinergi sesama perusahaan milik pemerintah.

Menurut Fauzi, untuk bisnis AMDK ini pihaknya hanya membeli produk baku air minum dari Jasa Tirta II dengan membidik margin dan revenue lebih karena JIEP tidak memiliki teknologi di bidang pengembangan air kemasan.

"Mereka kan yang buat air minumnya, kami hanya melabeli saja. Nanti mereknya kami yang kasih nama JFresh yang diambil dari singkatan JIEP Fresh," ujarnya.

Dia mengatakan Jasa Tirta II telah lebih dulu membuat produk air minum kemasan dengan brand Jatiluhur. Adapun, dari kerja sama tersebut, kata dia, JIEP melakukan co-branding yakni hanya membeli bahan baku saja karena label sudah dikantongi.

Untuk sementara, pasar yang akan disasar AMDK produksi Jasatirta II dan JIEP tersebut adalah kawasan industri Pulogadung karena saat ini terdapat sekitar 65.000 karyawan dari sekitar 400 perusahaan yang menempati kawasan tersebut.

Dia menjelaskan terdapat sejumlah food center di kawasan industri Pulogadung yang menjadi pusat market segala jenis makanan dan minuman yang menjadi pasar puluhan ribu karyawan.

Dengan demikian, kata dia, ke depan pihaknya akan mengimbau dan mengedukasi agar seluruh perusahaan‎ dan karyawan yang ada untuk mengonsumsi air minum dari JIEP tersebut. Namun, kata dia, bukan berarti pihaknya akan melakukan monopoli usaha.

"Air minum yang akan diproduksi kami bukan sembarang air minum karena kualitasnya di atas lebih dari air mineral yang ada. Jadi nilai lebihnya adalah‎ kita tawarkan produk yang tentunya harganya juga kompetitif," paparnya.

Fauzi menuturkan perseroan akan melihat terlebih dahulu pasar sementara produk J-Fresh di kawasan industri Pulogadung. Setelah itu, kata dia, pihaknya akan memperbesar kapasitas produksi untuk dijual secara masif.

"Intinya kami ingin bermain di retail. Jika langkah awal pasar air minum ini bagus, tentu kami akan pasarkan ke market yang lebih luas lagi," katanya.

Namun, Fauzi enggan menyebutkan besaran berapa nilai investasi dan kapasitas produksi bisnis baru perseroan tersebut. Yang jelas, kata dia, pihaknya menargetkan dalam dua bulan ke depan produk air minum kemasan tersebut sudah bisa dilaunching.

Menurutnya, pihaknya saat ini masih menunggu keputusan badan pengawas obat dan makanan (BPOM)‎ terkait kelaikan edar produk air minum kemasan J-Fresh tersebut.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Aetra Air Jakarta Ahmad Selim mengatakan pihaknya tengah mempelajari pembuatan produksi air bersih yang dikelola perseroan bisa diminum.

Selaku perusahaan swasta mitra pemerintah, Aetra saat ini berfokus melayani air bersih di kawasan timur Jakarta dan sebagiannya di selatan dan Jakarta Pusat.

"Kalau untuk mengembangkan usaha air minum kemasan kami tidak. Justru yang sedang kami pikirkan adalah bagaimana air bersih yang diproduksi Aetra bisa siap minum," paparnya.

‎Sementara itu, Kepala Bidang Transportasi, Keuangan dan Properti Badan Pengawas BUMD DKI Jakarta Ahmad Gifarri mendorong perusahaan-perusahaan di bawah naungan Pemprov Jakarta untuk bersinergi dengan perusahaan lain.

Hal tersebut, kata dia, dilakukan untuk mengembangkan usaha perusahaan BUMD dan tidak hanya terpaku pada bisnis utama perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper