Bisnis.com, XIANGTAN - Penggunaan teknologi tinggi dimanfaatkan secara baik oleh Tidfore Heavy Equipment Group, sebuah perusahaan alat berat pengangkut 'raksasa', seperti di pelabuhan atau pertambangan di kota Xiangtan Provinsi Hunan China.
Bisnis.com berkesempatan mengunjungi pabrik alat milik Tidfore bersama rombongan organisasi Asean-China Centre (ACC) serta jurnalis dari 11 negara yang tergabung dalam China-Asean Media Journey on The 21st Century Maritime Silk Road 2017 yang berlangsung pada 17-27 April 2017.
Kunjungan pabrik Tidfore berlangsung pada Jumat (21/4/2017) diterima oleh General Manager of Overseas Company Tidfore Heavy Equipment Group Chen Zhongping.
Cuaca kota Xiangtan saat itu sedikit gerimis dengan hembusan angin relatif kencang sehingga suhu udara tercatat 14 derajat celcius alias cukup dingin ketika beraktivitas di luar ruangan.
Zhongping mengajak berkeliling bengkel Tidfore menggunakan minibus listrik di kawasan Industri Xiangtan Jiuhau Industrial Park yang berdiri di atas lahan 1,46 juta meter persegi, dimana 0,12 juta meter persegi diantaranya berada di luar ruangan serta memiliki ruang bawah tanah.
Kawasan pabrik menganut green factory alhasil sangat bersih dan pemandangan di sekitarnya hijau berupa rumput taman serta pepohonan yang terawat. Situasi bengkel juga cukup tenang meskipun peralatan las sibuk menggabungkan besi produksi aneka alat berat.
Menurut Jiang Yi, General Manager Assistant Hunan Tidfore International Trading Co., Ltd. pengelasan memanfaatkan teknologi otomatis berupa robot pengelas merek Kuka berasal dari Jerman. Sebagian besar pekerjaan las dikerjakan robot 85% dan sisanya 15% pengelasan secara manual.
“Teknologi las oleh robot meningkatkan efisiensi dan kualitas produk karena hasilnya lebih stabil. Hanya butuh satu orang operator setiap pengelasan. Sedangkan las manual cuma untuk bagian yang lebih spesifik,” ujar Jiang Yi.
Tidfore memproduksi alat berat diantaranya bulk material handling equipment (pengangkut bahan curah seperti baru bara), port hoisting machinery and port handling machinery (alat pengangkut kontainer pelabuhan), floating crane (derek yang bisa mengapung), offshore mobile terminal (terminal bergerak lepas pantai), belt conveyor, pipe conveyor dan lainnya.
Tidak jauh dari bengkel terdapat lokasi pamer alat berat berada di luar ruangan diantaranya bulk material hundling, coal separating and washing engineering system, pipe conveyor, port handling, ship loader and unloader, serta lainnya. Lokasi ini tepat berada di depan bengkel produksi peralatan belt conveyor.
Saat ini Tidfore memiliki kantor cabang di beberapa negara diantaranya Rio Brazil, Calcuta India, Sydney Australia, Pohang Korea dan sedang mengembangkan pusat research & development center (R&D) di Milan Italia dan Rotterdam Belanda.
Zhongping menjelaskan nilai produksi Tidfore dalam kurun waktu lima tahun mulai dari 2011-2016 mencapai US$1,5 miliar yang kemudian menempatkan perusahaan ke dalam jajaran 500 perusahaan papan atas di China.
Melalui kerja sama antar perusahaan, sejak 2014 Tidfore masuk ke Indonesia untuk mengerjakan sejumlah proyek pelabuhan, salah satunya pembangunan pelabuhan di Sulawesi. Sejumlah kerja sama juga sedang dijajaki oleh perusahaan bersama pemerintah yang ingin membangun lebih banyak pelabuhan.
“Pasar Indonesia sangat penting bagi kami karena banyak konstruksi, banyak sumber daya alam, batu bara, pembangunan pembangkit listrik sehingga bisa menjadi bisnis utama dan kami akan mengembangkan pasar lebih banyak,” ujar Zhongping.
Nilai proyek secara keseluruhan Tidfore di Indonesia sejak beroperasi di Jakarta dua tahun terakhir sebesar RMB 200 juta setara Rp400 miliar. Perusahaan juga akan mendirikan kantor cabang di Jakarta untuk meningkatkan volume bisnis.