Bisnis.com, JAKARTA – Para pelaku industri susu segar dalam negeri masih mengharapkan akses permodalan yang lebih terbuka dari perbankan demi mengembangkan bisnisnya.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Pertanian Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro menyampaikan peternak sapi perah dihadapkan pada kondisi harga susu segar yang rendah yakni Rp4.500 per liter.
"Maka perlu dilakukan percepatan investasi peternakan sapi perah. Salah satunya dengan mengundang stakeholder dan para peternak sapi perah," tuturnya dalam Focus Group Discussion Percepatan Pertumbuhan Investasi UKM Bidang Peternakan Sapi Perah di Bogor, Selasa (18/4/2017).
Masalah lain yang membayangi peternak adalah tingkat konsumsi susu nasional yang juga rendah yakni 12,1 kg per kapita per tahun, jauh di bawah Filipina 22,1 per kg per kapita per tahun, Thailand 33,7 kg per kapita per tahun, dan Malaysia 50,9 per kapita per tahun.
Pada sisi lain, 90% konsumsi susu di Indonesia didominasi susu bubuk, meskipun harga susu bubuk relatif lebih mahal dibanding susu segar.
Sebelum menjadi susu siap konsumsi, susu segar lebih dulu diproses menjadi skim milk yang 80% harus diimpor, karena produksi susu segar dalam negeri baru dapat memenuhi 20% kebutuhan nasional.
Data Pusdatin Kementerian Pertanian menyebut volume impor susu/produk susu/dairy milk pada 2016 sebesar 412.176 ton, naik dari tahun sebelumnya sebesar 368.844 ton. Adapun, impor susu Januari - Februari 2017 sebesar 40.710 ton dengan nilai US$95,30 juta.
Volume Impor Susu/Produk Susu/Dairy Milk (ton):
2012: 386.116
2013: 380.558
2014: 365.186
2015: 368.844
2016: 412.176
Produksi Susu Nasional (ton):
2011: 974.694
2012: 959.732
2013: 786.871
2014: 800.751
2015: 835.125
2016: 852.951
Sumber: Pusdatin Kementan