Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan masih membutuhkan waktu dalam menentukan lokasi pembangunan bandara baru di Bali Utara sebagai penunjang operasi penerbangan Bandara Ngurah Rai Bali.
Direktur Bandar Udara Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Yudhi Sari Sitompul mengatakan saat ini tim dari Direktorat Perhubungan Udara telah selesai melakukan survei terhadap dua lokasi di Bali Utara.
“Staf saya sudah kembali setelah survei lokasi yang ditunjuk pemerintah daerah. Setelah itu, kami akan evaluasi, yang paling cocok untuk dibangun bandar udara itu yang mana,” katanya di Jakarta, Senin (17/4/2017).
Yudhi menuturkan Kemenhub saat ini tidak bisa memperkirakan kapan penentuan lokasi bandara baru di Bali Utara itu dapat diputuskan mengingat penentuan lokasi masih harus melalui sejumlah tahapan.
Menurutnya, setelah evaluasi selesai, Kemenhub akan memberikan rekomendasi beserta studi kelaikan bisnis (feasibility study/FS) kepada pemerintah daerah. Namun, apabila FS sudah ada, maka Kemenhub hanya akan melakukan review.
“Cepat tidaknya penentuan lokasi bandara baru ini juga ditentukan dari asistensi antara pemerintah daerah dengan Kemenhub. Kalau mereka bisa selesai cepat, yah hasilnya akan cepat juga,” tuturnya.
Yudi menilai pembangunan bandara baru di Bali saat ini sudah semakin dibutuhkan. Apalagi, kunjungan wisatawan ke Bali terus membesar. Sayangnya, kondisi Bandara Ngurah Rai saat ini sudah terlampau padat.
Oleh karena itu, sambungnya, Kemenhub sangat mendukung inisiasi pembangunan bandara di Bali utara, sepanjang memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan aturan penerbangan yang berlaku saat ini.
Untuk diketahui, dua lokasi bandara baru di Bali utara yang ditunjuk Pemkab Buleleng, yakni Kubutambahan, Buleleng Timur dan Desa Sumberkina, Kecamatan Gerokgak, Buleleng Barat.
Untuk lokasi di Buleleng Timur, Pemkab Buleleng akan menggandeng Konsorsium Airport Kinesis Canada dan PT Bandara Internasional Bali Utara Panji Utara (Korsel, Kanada dan Belarusia).
Sedangkan lokasi di Buleleng Barat, Pemkab Buleleng menggandeng Konsorsium PT Baruna Indonesia dan Sakae Corporate Advisory Ltd (Singapura). Adapun, konsorsium di Buleleng Barat ini akan mengembangkan bandara existing, yakni Bandara Letkol Wisnu.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika berkomitmen untuk mendukung penuh rencana pembangunan bandara baru di Bali Utara, asalkan tidak sampai mengorbankan lahan pertanian.