Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menargetkan pendapatan industri kecil dan menengah (IKM) dapat tumbuh hingga sepuluh kali lipat setelah sektor tersebut dapat terkoneksi langsung dengan pasar digital.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan Kemenperin memiliki program keterhubungan IKM dan pasar digital yaitu E-Smart IKM yang memungkinkan industri kecil mengakses sejumlah marketplace untuk memasarkan produknya.
“Yang didorong pemerintah yaitu digitalisasi IKM, Kemenperin sudah membuat E-Smart di mana produsen dan konsumen bisa bertemu di marketplace,” jelas Airlangga di Jakarta, Rabu (5/3).
Dia menjelaskan penjualan di marketplace sangat prospektif karena saat ini pengguna ponsel pintar di Indonesia mencapai 150 juta orang. Dengan masuk ke pasar digital, dia memprediksi omzet IKM dapat meningkat 10 kali lipat ke level Rp12 miliar per tahun.
Selain itu, untuk mendorong produk IKM nasional bisa menembus pasar ekspor, pemerintah telah memberikan fasilitasi Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) serta memberikan fasilitasi pembiayaan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Melalui pameran ini, diharapkan juga dapat mempromosikan produk kain tradisional Indonesia yang berbasis budaya dan kekayaan intelektual hingga pada akhirnya mewujudkan pertumbuhan industri fesyen nasional,” ujar Airlangga.
Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengungkapkan, hingga saat ini terdapat 369 sentra IKM tenun dan 101 sentra IKM batik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Beberapa tahun terakhir ini, wastra nusantara telah bermetamorfosis menjadi berbagai produk fesyen, kerajinan dan home decoration yang memiliki nilai tambah tinggi,” ucapnya.
Berdasarkan data BPS yang diolah Direktorat Jenderal IKM Kemenperin, IKM terus meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahun.
Hal ini terlihat dari capaian pada tahun 2016 sebesar Rp520 triliun atau meningkat 18,3% dibandingkan pada 2015. Sementara itu, nilai tambah IKM di tahun 2014 sekitar Rp373 triliun menjadi Rp439 triliun tahun 2015 atau naik 17,6%.