Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero), berhasil menemukan cadangan migas baru melalui pengeboran eksplorasi di struktur Parang, Blok Nunukan, Kalimantan Utara yang berada di perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi Gunung Sardjono Hadi mengatakan saat ini merupakan uji sumur yang ketiga dari tujuh pengetesan. Adapun, struktur tersebut memiliki potensi produksi minyak sebesar 2.500 barel per hari (bph). Dari hasil temuan, ujar Gunung, pihaknya akan melakukan evaluasi terlebih dahulu secara komprehensif.
"Sumur eksplorasi Parang-1, bagian dari Blok Nunukan. Kami akan evaluasi dulu secara komprehensif," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (20/3/2017).
Menurutnya, untuk menyampaikan rencana pengembangan lapangan atau plan of development (PoD), diperlukan beberapa kegiatan lanjutan seperti seismik 3 dimensi dan pengeboran tiga sumur appraisal atau sumur delineasi. Sumur delineasi merupakan sumur yang dibor untuk memetakan cadangan migas yang ditemukan pada suatu struktur. Dia menyebut penyampaian PoD diperkirakan bisa dilakukan pada 2020.
"Untuk Parang masih perlu 3D seismik, study dan [pengeboran] tiga sumur appraisal," katanya.
Sesuai data uji alir produksi (DST), sumur ini telah mampu menghasilkan minyak sekitar 1.600 barel. Sehingga, temuan ini dapat menambah produksi Blok Nunukan yang awalnya direncanakan sebesar 60 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) dan 1.800 barel per hari (bph).
Mengacu pada authorization for expenditures (AFE), pengeboran dilakukan di kedalaman 10.500 kaki dan pengeboran empat sumur delineasi dengan biaya US$36,3 juta. Sementara, saat ini terealisasi pengeboran dengan kedalaman 11.000 kaki dan pengeboran tujuh sumur delineasi dengan anggaran sekitar US$40 juta. Bila dilihat dari penganggaran, dia menyebut realisasi anggaran lebih rendah sekitar 7%.
Nantinya, perolehan dari kegiatan tersebut akan diintegrasikan dengan hasil produksi di Lapangan Badik dan West Badik. Gunung pun berencana akan mengintegrasikan kegiatan di Blok Nunukan dengan blok lain di sekitarnya yang dioperatori PHE karena lokasinya yang berada di daerah terdepan Indonesia dan terpencil. Wilayah kerja yang rencananya akan diintegrasikan operasinya yakni Blok Simenggaris, Blok Bunyu, dan Blok East Ambalat.
"Nantinya hasil pengembangan Lapangan Parang akan kami integrasikan dengan Lapangan Badik dan West Badik," katanya.