Bisnis.com, JAKARTA - Kajian penataan pabrik gula yang dilakukan PTPN III (Holding) bersama dengan konsultan independen akan selesai akhir Maret. Hasil kajian ini akan mempertajam roadmap yang telah disusun pemerintah terkait penataan pabrik gula hingga 2020.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Holding) Elia Massa Manik menyampaikan kajian tersebut akan mempertajam pemetaan dan pengelompokan pabrik-pabrik gula yang telah dilakukan pemerintah.
Konsultan independen, kata dia, telah mengundang tim PTPN gula dan para narasumber lain untuk berdiskusi. Diantara fokus kajian ini adalah bagaimana agar biaya produksi rendah, ketersediaan bahan baku dengan produktivitas tinggi, dan kebutuhan lahan.
"Hanya penajaman kriteria yang digunakan dalam study internal, perbandingan industri sejenis dengan produksi biaya rendah, review ketersediaan bahan baku tebu dan produktivitas bibit tebu untuk membuat proyeksi," tuturnya melalui pesan singkat, Rabu (15/3).
Pemerintah melalui Kementerian BUMN telah memetakan sejumlah pabrik gula yang berkapasitas rendah, berusia lebih dari 100 tahun, dan lokasi yang berdekatan kurang dari 25 km. Secara bertahap, sebanyak 23 pabrik gula akan ditutup, sehingga dari 45 pabrik gula BUMN di Jawa hanya tersisa 21 PG pada 2020 mendatang. Jumlah ini terdiri dari 18 PG dengan peningakatan kapasitas giling minimal 4.000 tcd dan 3 PG baru di Pekalongan, Mojokerto, dan Situbondo, dengan kapasitas hingga 10.000 tcd.
Dalam rencana penataan, penutupan pabrik gula dilakukan secara bertahap. Di 2016, empat pabrik gula sudah berhenti beroperasi. Menyusul lima pabrik gula akan berhenti beroperasi di 2017. Untuk penataan kembali sejumlah pabrik gula milik negara ini membutuhkan investasi sebesar Rp13,61 triliun.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Wahyu Kuncoro berharap melalui penataan pabrik gula ini dapat meningkatkan kapasitas giling dari 130.376 tcd di 2016, menjadi 142.250 tcd di 2020. Setara dengan kapasitas produksi gula kristal putih di pabrik gula di Jawa dari 1,05 juta ton GKP di 2016, menjadi 2,02 juta ton di 2020. Juga menekan biaya produksi di angka Rp6.500 per kg.