Bisnis.com, JAKARTA -Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar diskusi terkait prospek dan tantangan kesepakatan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di tengah dinamika perekonomian regional.
Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kemenko Perekonomian Netty Muharni menyampaikan, RCEP diharapkan menjadi suatu kesepakatan dengan kualitas tinggi dan menjadi batu loncatan yang kredibel dalam arsitektur perekonomian regional di masa depan.
"Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai potensi RCEP bagi perekonomian negara ASEAN dan mitranya di kawasan Pasifik. Mampukah RCEP menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia di tengah kekhawatiran merebaknya proteksionisme," kata Netty dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/3/2017).
Menurutnya, kenyataan yang terjadi dalam proses perundingan, tingkat perkembangan ekonomi di antara masing-masing negara RCEP cukup berbeda sehingga untuk mencapai suatu konsesi menjadi tantangan tersendiri, sementara itu sudah disepakatai target penyelesaian kesepakatan adalah tahun ini.
Presiden AS ke-45, Donald Trump, telah memutuskan untuk menarik AS dari kesepakatan TPP yang sempat dinilai sebagai salah satu kesepakatan acuan dunia.
Keputusan tersebut telah memberikan dampak bagi kawasan Asia Pasik dimana sebagian negara di kawasan tersebut merupakan anggota TPP dan mengharapkan perjanjian tersebut diimplementasi dalam waktu dekat.
Di saat bersamaan, kawasan Asia Tenggara, yang dipelopori oleh ASEAN, menggandeng 6 negara mitranya (Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru) tengah merampungkan kesepakatan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang mewakili 30% GDP dunia, 47% populasi dunia, dan 30% perdagangan dunia. Ini membuat kesepakatan RCEP menjadi sorotan dunia pasca stagnansi proses implementasi TPP.
Indonesia sebagai salah satu negara pelopor RCEP melihat kesepakatan tersebut sebagai salah satu pendorong bagi kemajuan ekonomi nasional. Dengan bergabung dalam RCEP, diharapkan nilai perdagangan Indonesia akan terus meningkat dengan mitra RCEP dan semakin derasnya laju investasi dari negara RCEP ke Indonesia.