Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi panas bumi patut mendapat dukungan dan sejalan dengan komitmen Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP 21) di Paris beberapa waktu lalu.
"Saya sudah sampaikan kepada Presiden bahwa proyek 35 ribu MW seperti dalam Nawacita itu 'impossible' apabila tidak menggunakan panas bumi. Jika kita menggunakan energi fosil, mungkin akan habis 50 tahun. Untuk itu, kita harus memanfaatkan energi panas bumi," kata Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Menurut Agus, tidak ada alasan untuk menunda pengembangan panas bumi. Sebab, anggaran untuk panas bumi sebenarnya sudah ada, tidak lama setelah Presiden Jokowi menandatangani COP 21. "Bahkan kemarin, saya sampaikan kepada Kementerian ESDM, bahwa anggaran dari Bank Dunia juga ada," lanjut Agus.
Salah satu wujud pengembangan panas bumi, menurut Agus adalah melalui berbagai kajian dan riset. Termasuk di antaranya, kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melalui proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) berkapasitas tiga megawatt (MW) tersebut.
"Kita memang harus membuat komitmen untuk keberpihakan kepada panas bumi. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan komersial dan ekonomi. Di situlah juga peran pengkajian-pengkajian," kata Agus.
PLTP 3 MW di Kamojang diharapkan menjadi percontohan bagi pengembangan panas bumi di Tanah Air. PLTP ini memiliki peran strategis, karena memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi, mencapai 70 persen.
Menristek dan Dikti Muhammad Nasir juga menyambut baik kerja sama tersebut. Menurut Nasir, kerja sama melalui PLTP 3MW merupakan kolaborasi antara perekayasa dengan industri untuk pemenuhan energi dalam negeri.
Untuk itulah, Nasir berharap agar kerja sama dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan di seluruh daerah yang mempunyai potensi panas bumi tinggi.
Sementara Direktur Operasi PGE Ali Mundakir mengatakan proyek PLTP 3 MW itu bisa menjadi sejarah perkembangan panas bumi di Indonesia. Termasuk di antaranya Sumatera, Sulawesi, dan Indonesia bagian timur.
Mudah-mudahan riset yang dilakukan BPPT di Kamojang akan kembali membuat sejarah baru, pengembangan geothermal dengan skala kecil mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik, sehingga bisa dikembangkan di seluruh Indonesia, katanya.
"Dengan demikian, potensi geothermal yang kita dengung-dengungkan sebagai yang terbesar di dunia, bisa kita optimalkan untuk menerangi Nusantara, sebagaimana program Nawacita pemerintahan Presiden Jokowi," kata Ali.
Legislator Dukung Pengembangan Panas Bumi
Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi panas bumi patut mendapat dukungan dan sejalan dengan komitmen Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP 21) di Paris beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

59 menit yang lalu
Jumbo Investors Snap Up Astra (ASII) Shares in Hunt for Dividends

1 jam yang lalu
IDX Takes Steps to Reinforce Capital Market Stability
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

25 menit yang lalu
AHY Beri Kabar Terbaru Proyek Giant Sea Wall, Sudah Dapat Investor?

53 menit yang lalu
Menteri Maman Buka Suara soal Kasus UMKM Mama Khas Banjar

1 jam yang lalu
Profil GS Supermarket: Pemilik & Rekam Jejaknya di RI

1 jam yang lalu
Imbas Tarif Trump, Ekspor China ke AS Turun Drastis
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
