Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bekraf Pertemukan Pengembang Aplikasi & Game Dengan Perbankan

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan program Bekraf Financial Club (BFC) yang kedua kalinya di Diamond Swiss-Bellhotel Kemang, Selasa (28/2).
Startup/olpreneur.com
Startup/olpreneur.com

Bisnis.com, JAKARTA-- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan program Bekraf Financial Club (BFC) yang kedua kalinya di Diamond Swiss-Bellhotel Kemang, Selasa (28/2).

Pada BFC kali ini, Bekraf mempertemukan pelaku sub sektor aplikasi dan game dengan pihak perbankan. Hal tersebut dikarenakan pelaku ekonomi kreatif memerlukan permodalan untuk mengembangkan usaha kreatif. Nature bisnis dari sub sektor ekonomi kreatif perlu dipahami oleh pihak perbankan selaku salah satu sumber permodalan untuk menyalurkan modal.

“Bekraf menyadari bahwa lembaga keuangan harus mengenal dan memahamai sub sektor yang dibiayai, maka kami menyelenggarakan BFC. Deputi Akses Pemodalan Bekraf berperan dalam mengenalkan dan mendekatkan pelaku ekonomi kreatif, sehingga portofolia pembiayaan perbankan pada pelaku ekonomi kreatif meningkat,” ucap Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (28/2). 

BFC yang diselenggarakan Bekraf ini tak lain bertujuan untuk meningkatkan permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif dari perbankan. Para pelaku ekonomi kreatif dari sub sektor aplikasi dan game memberikan pemaparan dihadapan perbankan dan mengharapkan terdapat pola pembiayaan yang sesuai oleh bank kepada sub sektor tersebut.

Ekspertise yang dihadirkan dari sub sektor aplikasi yaitu CFO bukalapak.com Muhamad Fajrin Rasyid, Developer Kuassa Grahadea Kusuf dan Presdir PT Sigma Cipta Caraka, Djarot Subiantoro.

Untuk ekspertise sub sektor game yang menjadi narasumber yaitu Founder Agate Studio, Aditya Dwi Permana; CEO Dicoding sekaligus Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI) Narenda Wicaksono dan CEO Ekuator Games sekaligus Deputi Akses Jaringan dan Permodalan AGI, Cipto Adiguno.

Muhamad Fajrin Rasyid saat rapat persiapan BFC di Gedung Kementerian BUMN mengungkapkan bahwa income dan ekosistem usaha kreatif dari pelaku ekonomi kreatif sudah diketahui melalui aplikasi marketplace digital pada bukalapak.com. Sementara itu, Founder Agate Studio, Aditya Dwi Permana dalam rapat tersebut menambahkan jika kendala sub sektor game yaitu jaminan dalam mendapatkan pembiayaan.

CEO Ekuator Games sekaligus Deputi Akses Jaringan dan Permodalan AGI Cipto Adiguno menginformasikan bahwa sumber permodalan sub sektor game paling banyak berasal dari dana pribadi pelaku ekonomi kreatif dan hampir tidak ada dari Bank. Cipto berharap, akan terdapat beberapa akses permodalan dengan kejelasan syarat dan metode untuk mengaksesnya.

“Bank relatif tidak accessible untuk pelaku sub sektor game karena development minim asset tangible yang dapat dijadikan jaminan. Selain itu Kredit Usaha Mikro biasanya mengharuskan memiliki badan atau surat izin usaha serta sudah melakukan usaha di tempat yang sama selama beberapa waktu. Sebagian besar developer berbentuk pribadi dan tidak terikat lokasi, mungkin lebih mirip home industry,” ungkapnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ramdha Mawaddha
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper