Bisnis.com, WASHINGTON D.C.—Masyarakat AS menunjukkan optimismenya terhadap kebijakan fiskal pasca-Pemilu dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi setelah tingkat kepercayaan konsumen tumbuh paling tinggi dalam 13 tahun terakhir, pada Januari 2017.
Bloomberg melaporkan, Jumat (27/1/2017) waktu setempat, University of Michigan mengatakan bahwa tingkat kepercayaan diri konsumen nak dari 98,5 dari 98,2 pada Desember 2016. Adapun proyeksi rata-rata dari survei Bloomberg adalah 98,1 atau tidak berubah dari posisi sebelumnya.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa 44% responden, terbesar sejak 2004, mengaku mengantisipasi perbaikan ekonomi tahun ini. Sementara itu, sebanyak 33% persen lainnya berharap tingkat pengangguran dapat terus berkurang.
Richard Curtin, direktur dari survei tersebut, menyatakan konsumen menganggap kondisi finansial mereka saat ini positif. “Lebih penting lagi, konsumen melaporkan penilaian yang lebih baik terhadap situasi finansial mereka dengan didukung oleh kenaikan di pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga. Mereka juga mengantisipasi outlook yang paling positif dalam lebih dari satu dekade terakhir,” papar dia.
Konsumen juga meyakini kondisi bakal berjalan lebih baik dalam beberapa waktu mendatang. Tingkat kepercayaan konsumen untuk enam bulan ke depan mengalami kenaikan dari 89,5 pada Desember 2016 menjadi 90,3.
Adapun tingkat inflasi diperkirakan berada di kisaran 2,6% tahun ini, naik dari proyeksi Desember 2016 yang sebesar 2,2%.