Bisnis.com, WASHINGTON D.C.—Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal terakhir 2016 menunjukkan perlambatan yang lebih besar dibandingkan proyeksi.
Bloomberg melansir Jumat (27/1/2017) waktu setempat, kondisi tersebut disebabkan penurunan yang signifikan di sektor perdagangan dalam enam tahun terakhir dan moderatnya tingkat konsumsi masyarakat. Namun, investasi bisnis mengalami peningkatan yang cukup baik sehingga menjadi harapan untuk ekspansi yang lebih cepat tahun ini.
Kementerian Perdagangan AS menyatakan PDB tumbuh 1,9% pada kuartal IV/2016, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 3,5%—tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Adapun survei yang dilakukan Bloomberg memprediksi pertumbuhan sebesar 2,2%.
Sementara itu, tingkat konsumsi yang menjadi kontributor ekonomi terbesar, meningkat 2,5% atau sesuai dengan proyeksi.
Secara keseluruhan, terjadi peningkatan sebesar 1,9% sepanjang tahun. Selain kembali menegaskan peran dari konsumsi rumah tangga, data pemerintah juga menunjukkan bahwa bisnis kembali bergerak.
Pertumbuhan lapangan kerja dan optimisme konsumen serta pelaku usaha terhadap kebijakan Trump diperkirakan bakal terus mendorong kenaikan kinerja tahun ini, walaupun tensi hubungan perdagangan dengan negara lain berpeluang menjadi kendala.
Kepala ekonom PNC Financial Services Group Inc. Stuart Hoffman mengatakan perekonomian AS masih berada di jalur lambat. “Tingkat konsumsi masyarakat cukup kuat. Kita sedang berada di titik balik pertumbuhan investasi bisnis. Berdasarkan kondisi ekonomi dan kebijakan yang kemungkinan akan diterapkan, kinerja akan meningkat tahun ini,” papar dia.
Para ekonom memprediksi ekonomi AS akan bertumbuh di kisaran 1,7%-2,9%. Sementara itu, survei Bloomberg pada awal bulan ini menghasilkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di level 2,3% pada 2017 dan 2018.