Bisnis.com, JAKARTA - Target pembangunan rumah Perum Perumnas tahun ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan realisasi tahun lalu. Sekitar 65% dari target tersebut merupakan rumah vertikal di kota-kota padat penduduk.
Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas Galih Prahanto mengatakan pada tahun ini Perumnas menargetkan pembangunan rumah sebanyak 30.000 unit, meningkat sekitar 66% dari realisasi tahun lalu yang mencapai 18.000 unit hunian.
Galih mengatakan tahun ini Perumnas akan lebih fokus pada pembangunan hunian vertikal, terutama di kota-kota besar yang padat penduduknya. Dari target 30.000 unit hunian tahun ini, sebanyak 20.000 unit di antaranya adalah hunian vertikal.
Jumlah ini melonjak jauh dari realisasi pengembangan hunian vertikal Perumnas tahun lalu yang baru mencapai 8.000 unit dari total realisasi 18.000 unit. Selebihnya adalah rumah tapak.
Menurutnya, keputusan Perumnas untuk lebih banyak membangun hunian vertikal didasarkan atas survei Perumnas terhadap kebutuhan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di 33 kota di Indonesia.
Dari survei tersebut, ditemukan ada 5 juta keluarga MBR yang membutuhkan rumah dan berencana untuk memiliki rumah dalam waktu dekat. Menariknya, sebanyak 2,7 juta keluarga, atau lebih dari 50%, berada di Jakarta dan kota penyangganya.
“Jadi, alangkah baik bila kita menangkap peluang itu dan meningkatkan kapasitas kami dengan membangun rusun di Jabodetabek, bukan lagi hanya rumah tapak. Ini masuk akal karena lahan sudah terbatas dan kalau bangun rumah tapak pasti akan jauh di pinggiran,” katanya kepada Bisnis, Jumat (27/1/2017).
Menurutnya, untuk mewujudkan rencana tersebut, Perumnas akan bekerja sama dengan BUMN lainnya untuk memanfaatkan lahan potensial mereka di Jabodetabek dan kota lainnya yang belum tergarap optimal.
Tahun lalu, Perumnas telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Kereta Api Indonesia untuk mengembangkan hunian vertikal di atas lahan PT KAI di stasiun-stasiun kereta api/commuter line di Jabodetabek.
Untuk tahap awal, kerja sama akan dilakukan di tiga stasiun yang paling siap, yakni Bogor, Pondok Cina dan Tanjung Barat. Total hunian yang rencananya akan dibangun di tiga stasiun tersebut mencapai 4.980 unit. Pemancangan tiang perdana proyek tersebut rencananya akan segera dilakukan pada Februari mendatang.
“Untuk tahun ini kita akan mulai di Pondok Cina, Depok. Di Bogor juga kemungkinan bisa kita mulai tahun ini, tetapi yang di Tanjung Barat mungkin agak lama baru dimulai karena perizinan di Jakarta relatif lebih lama,” katanya.
Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan proyek serupa akan dikembangkan di 80 stasiun kereta api lainnya di Jabodetabek. Selain itu, terbuka pula peluang untuk pemanfaatan lahan pasar untuk dikembangkan hunian vertikal di atasnya.