Bisnis.com, JAKARTA—Perum Perumnas tahun ini menargetkan dapat menambah cadangan lahan untuk pengembangan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR seluas 464 hektar di beberapa lokasi.
Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perum Perumnas Galih Prahananto mengatakan, lahan-lahan yang disasar Perumnas terutama berada di lokasi-lokasi yang dekat dengan simpul transportasi umum.
Menurutnya, Perumnash akan mengutamakan lahan di sekitar stasiun kereta api, sebab saat ini kereta api menjadi sarana transportasi unggulan bagi MBR untuk menuju lokasi kerja dengan cepat dan murah.
Meski begitu, Galih tidak menampik bahwa lahan-lahan yang dekat dengan stasiun kereta api yang saat ini sudah beroperasi umumnya harganya sudah melambung tinggi sebab kerap menjadi bahan spekulasi para pemburu rente, calo atau mafia tanah. Lahan-lahan strategis tersebut pun banyak diperebutkan pengembang swasta.
“Mungkin saja lahan-lahan yang dekat dengan stasiun existing saat ini sudah mahal, tetapi dengan sinergi BUMN kami bisa beli tanah yang agak jauh dari stasiun existing tetapi nanti kami minta untuk dibuatkan stasiun baru di dekat situ,” katanya kepada Bisnis, dikutip Jumat (27/1/2017).
Galih mengatakan, hal itu akan menjadi strategi utama Perumnas untuk menjamin penyediaan rumah yang murah bagi masyarakat, tetapi tetap berada di lokasi yang dekat dengan sarana transportasi publik dengan konektivitas yang baik. Dengan begitu, masyarakat dapat menghemat anggaran transportasinya dan meningkatkan kesejahteraannya.
Sementara itu, berkaitan dengan rencana pembentukan lembaga bank tanah dari pemerintah, Galih mengaku belum banyak mengetahui secara pasti langkah-langkah konkret yang akan ditempuh pemerintah. Oleh karena itu, untuk sementara Perumnas belum mengandalkan rencana besar tersebut.
Selain membeli lahan baru, tuturnya, Perumnas terus bekerjasama dengan BUMN lain yang memiliki aset lahan yang belum tergarap optimal untuk dibangunkan hunian. Kerja sama pengembangan lahan tahun ini antara lain dengan PT Kereta Api Indonesia berupa pembangunan rumah susun di atas stasiun kereta api, serta dengan PT Pertani berupa pembangunan hunian vertikal.
“Selama belum ada kepastian program land bank dari pemerintah, kami akan berusaha mencari cara dengan kreatif, entah dengan sinergi BUMN, merevitalisasi rusun untuk meningkatkan densitasnya, atau membeli lahan,” katanya.