Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OSCT Indonesia Dorong Penggunaan Jasa dan Produk Peralatan Tumpahan Minyak Dalam Negeri

Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia mendorong penggunaan jasa dan produk peralatan tumpahan minyak dalam negeri lebih ditingkatkan lagi.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia mendorong penggunaan jasa dan produk peralatan tumpahan minyak dalam negeri lebih ditingkatkan lagi.

Dalam keterangan resminya, Chairman OSCT Indonesia Bayu Satya mengemukakan, dalam industri penanggulangan tumpahan minyak, baik jasa maupun produk peralatannya saat ini sudah bisa disediakan oleh perusahaan-perusahan Indonesia.

Akan tetapi, dalam penggunaan jasa dan produk peralatan tumpahan minyak, masih ada oknum pejabat negara yang memilih produk impor. Menurutnya, hal itu berlawanan dengan semangat memajukan industri dalam negeri.

“Padahal, pemerintah telah menerbitkan beberapa ketentuan agar semua pembelanjaan yang menggunakan APBN dan APBD, harus menggunakan produk dalam negeri, sejauh jenis barang yang dubutuhkan sudah diproduksi di dalam negeri dengan kualitas berstandar SNI,” kata Bayu dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (25/1/2017).

Menurutnya, dengan menggunakan jasa dan produk negeri sendiri, ini akan mendorong industri dalam negeri untuk tumbuh lebih pesat lagi, sehingga dapat menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja domestik.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahyono mengatakan, saat ini ada 2 juta senyawa kimia yang dikategorikan sebagai zat berbahaya dan beracun (B3). Sedangkan senyawa kimia B3 yang diproduksi massal jumlahnya lebih dari 200 ribu jenis.

“Tahun 2020 pengolahan, perdagangan, penggunaan, transportasi dan pembuangan senyawa B3 di Indonesia harus sudah memenuhi tata kelola sesuai konvensi internasional mengenai senyawa B3,” kata Achmad Sigit.

Sementara, ancaman tumpahan minyak, selain dari eksploitasi juga dari transportasi minyak. Setiap tahun, tidak kurang dari 100 ribu tanker dari berbagai negara melalui perairan Indonesia.    

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan bencana tumpahan minyak itu bisa terjadi kapan saja. Apalagi eksplorasi minyak di Indonesia, dan dunia, sumur pengeborannya banyak di lepas lantai. Sehingga kemungkinan terjadinya tumpahan minyak tetap ada.

Meski saat ini kebutuhan akan minyak sudah dikurangi renewable energy, tapi untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan industri, permintaan akan minyak tetap tinggi. Sehingga risiko tumpahan minyak dalam transportasi dan kegiatan di pelabuhan, selalu ada.

Kalla menambahkan, yang terpenting dari itu semua adalah pencegahan. Pencegahan harus selalu didahului pelatihan yang rutin, baik terhadap semua tim-tim yang dibentuk di perusahaan, atau latihan bagi para anggota OSCT Indonesia sendiri.

Kemudian, Kalla juga meminta kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia, untuk menghindari perusahaan membayar triliunan rupiah jika terjadi tumpahan minyak, maka tentu harus mempunyai persiapan yang cukup, pengetahuan yang cukup dan kerja sama yang baik. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper