Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI PADI : Serangan Hama di Jawa Barat Terkendali

Kementerian Pertanian menyatakan serangan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) di sejumlah kota penghasil padi di Jawa Barat cukup terkendali. Fakta itu merupakan hasil temuan tim monitoring Kementan di Karawang, Subang, dan Indramayu.
Padi
Padi

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menyatakan serangan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) di sejumlah kota penghasil padi di Jawa Barat cukup terkendali. Fakta itu merupakan hasil temuan tim monitoring Kementan di Karawang, Subang, dan Indramayu.

Direktur Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan Kementan Dwi Iswari menyampaikan memang telah terjadi peningkatan populasi dan intensitas gangguan OPT yang penyebarannya cukup merata di hampir seluruh wilayah sentra produksi.

"OPT tersebut terutama WBC,  Penggerek Batang Padi, Ulat Grayak, Blas dan Kresek. Serangan OPT tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim yang mendukung, misalnya yang lembab dan hangat, dan ketersediaan makanan bagi OPT yang terus menerus,” ujar Dwi melalui keterangan resmi, Selasa (24/1).

Dia mengungkapkan sebagai langkah pencegahan penyebaran yang lebih luas, Petugas POPT sudah diinstruksikan untuk siaga dan mengintensifkan pengamatan.

Dalam hal pengendalian, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman dan Hortikultura di tiga daerah tersebut melalui Brigade Proteksi Tanaman terus melakukan gerakan pengendalian pada daerah daerah endemis dan daerah daerah yg peningkatan populasinya cukup tinggi.

"Stok pestisida  tersedia dan masih mencukupi untuk 1 tahun kedepan," ungkap Dwi.

Menurutnya, serangan OPT tersebut juga dipicu oleh kurang tepatnya pengendalian OPT yang dilakukan petani secara swadaya.

Dalam hal pengendalian secara swadaya banyak ditemukan petani dalam penggunaan pestisida tidak sesuai dengan aturan, seperti jenis pestisida yg digunakan tdk tepat, pencampuran pestisida dengan berbagai jenis pencampur seperti deterjen, oli, dan lainnya yang justru akan memicu terjadinya resistensi WBC.

"Gerakan pengendalian yg dilakukan oleh Brigade Proteksi Tanaman bersama sama petani secara terus menerus telah berhasil menurunkan populasi OPT," ujar Dwi.

Namun demikian, lanjut Dwi, upaya pengendalian dan pengawalan terus dilakukan terutama untuk mengantisipasi Generasi 1 (G1) nimfa WBC dan penerbangan ngengat ulat grayak dan penggerek batang. Dengan demikian perkembangan dan penyebaran OPT lebih lanjut dapat dicegah.

"Cara lain untuk pencegahan OPT adalah dengan memberi tempat berlindung bagi musuh alami untuk berkembang biak dg cara penanaman tanaman refugia [tanaman bunga]", pungkas Dwi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper