Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPPT Rekomendasikan Kereta Ekspres Jakarta-Surabaya Dibangun Tahun Ini

BPPT mengeluarkan hasil kajian awal, bahwa kereta ekspres berkecepatan 160 km per jam rute Jakarta-Surabaya sudah cukup mengurangi beban transportasi darat dan udara.
Petugas kepolisian menjaga lokasi 'groundbreaking' pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/1). Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 km tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian, khususnya daerah Jakarta dan Bandung ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Petugas kepolisian menjaga lokasi 'groundbreaking' pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/1). Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 km tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian, khususnya daerah Jakarta dan Bandung ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - BPPT mengeluarkan hasil kajian awal, bahwa kereta ekspres berkecepatan 160 km per jam rute Jakarta-Surabaya sudah cukup mengurangi beban transportasi darat dan udara.

BPTT menyimpulkan, bahwa kereta cepat ini harus dibangun tahun ini, karena sudah mendesak untuk diadakan.

"Kenapa kok tidak dibuat secepat Shinkansen (kereta supercepat Jepang)? Karena biayanya sangat besar, dari hasil kajian awal pakai kereta ekspres dengan kecepatan 160 km per jam saja sudah cukup," kata Kepala BPPT Unggul Priyanto di Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Berdasarkan kajian awal, revitalisasi kereta ekspres Jakarta-Surabaya yang dilakukan BPPT dan Kementerian Perhubungan, PT KAI dan Jepang, pengembangan kereta ekspres ini cukup mendesak dan seharusnya tahun ini sudah dikerjakan, meski peminat proyek ini akan susah didapat.

Berdasarkan hasil kajian itu, rel kereta yang sekarang digunakan masih akan bisa digunakan, jika memang kereta ekspres berkecepatan 160 km per jam yang dikembangkan. Dengan demikian rel kereta yang ada bisa digunakan lebih optimal, tidak perlu membuat jalur rel kereta yang baru.

Dengan kajian yang dilakukan sendiri oleh ahli-ahli dari Indonesia, ia berharap Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akan maksimal sehingga jika pun pembangunan atau revitalisasi kereta ekspres Jakarta-Surabaya itu dilakukan dengan menggunakan "soft loan", TKDN masih bisa dinaikkan.

Pada 2016, BPPT juga telah melakukan pendampingan teknis pembangunan Light Rapid Transit (LRT) di Palembang, pengkajian sistem LRT Jabodetabek bersama Kementerian Perhubungan, dan kajian kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sendiri mengatakan berdasarkan hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Indonesia memberi kesempatan kepada Jepang untuk menyusun proposal awal rencana kerja sama proyek revitalisasi jalu kereta utara Jawa itu.

Budi menjelaskan, di dalam proposal juga akan dikaji prastudi kelaikan dan kesepakatan nilai investasi proyek itu.

"Termasuk (nilai investasi proyek), kalau prastudi kelaikan itu kan ada kualitatif dan kuantitatif".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper