Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Atur Harga Susu Sapi Segar Dalam Negeri

Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia berharap pemerimtah dapat menentukan harga susu sapi segar dalam negeri yang layak untuk para peternak.
Peternak menuangkan susu sapi hasil perahan ke wadah, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman
Peternak menuangkan susu sapi hasil perahan ke wadah, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia berharap pemeritah dapat menentukan harga susu sapi segar dalam negeri yang layak untuk para peternak.

Wakil Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Heru S. Prabowo menambahkan kebutuhan susu nasional masih tergantung oleh impor susu bubuk sebesar 82%.

"Rendahnya harga susu sapi segar dalam negeri (SSDN) di tingkat peternak menjadi penyebab utama keengganan peternak untuk memelihara sapi perah," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (8/1).

Dia menilai harga susu sapi perah belum mampu menutupi biaya operasional untuk pemeliharaan sapi terutama pakan sapi perah. Harga susu sapi perah ini berkisar antara Rp5.000 hingga Rp5.500 per liter.

Menurutnya, harga dasar yang setidaknya dibutuhkan oleh peternak sapi perah adalah Rp6.000 per liter.

"Dengan harga tersebut peternak diperkirakan bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp1,9 juta per bulan," ucap Heru.
Operation Manager Milk Sourcing Unit PT Greenfield Indonesia Irwansah menuturkan saat ini satu ekor sapi di greenfields saat ini mampu memproduksi sekitar 31 liter susu per hari.

Beroperasi sejak tahun 1997, peternakan Greenfields saat ini memiliki populasi sapi sebanyak 8.000 ekor sapi ini merupakan peternakan sapi perah terbesar di Indonesia.

"Jumlah produksi tersebut bisa dicapai karena sapi di Peternakan Greenfields dibuat senyaman mungkin mulai dari kebersihan kandang, supply pakan yang terus menerus, serta batas maksimal satu jam per hari interaksi antara sapi dengan manusia hanya selama memerah," tuturnya.

Irwansah menilai jumlah produksi tersebut terhitung cukup tinggi dibandingkan produksi susu sapi oleh peternak yang hanya di kisaran 15-20 liter per hari per sapi.

Angka produksi tersebut merupakan rerata jumlah produksi peternak sapi binaan Greenfields.

Dengan jumlah total binaan sebanyak 165 peternak dengan populasi 1.100 ekor yang terdiri 700 sapi produksi dan sisanya pedet serta sapi yang tidak berproduksi mampu menghasilkan 7.000 liter susu per hari.

"Mengambil bibit sapi Holstein dari Australia dan dikembangkan secara lokal, Greenfields mampu meproduksi susu sebesar 42 juta ton susu setiap tahunnya," ujarnya.

Sejalan dengan concern pemerintah, tambahnya, Greenfields juga memiliki program kemitraan kepada petani juga mendampingi petani selama masa pemeliharaan, bantuan pembuntingan sapi, hingga proses penjualan susu sapi.

"Kami membantu menjualkan susu sapi mereka dengan langsung membeli dari petani tanpa melalui koperasi sehingga memotong rantai pembelian," ucapnya.

Greenfields juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan menjalankan kemitraan pengadaan pakan sapi dengan rumput odot dan tebon jagung untuk petani di sekitar lokasi usaha.

"Setiap bulannya petani rumput odot dapat memperoleh penghasilan sekitar 8 juta per bulan dengan produksi sekitar 40 ton rumput di lahan 1 hektare," kata Irwansah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper