Bisnis.com, JAKARTA- Bahana Securities memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh angka 5,3% pada 2017.
“Dengan asumsi Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, sehingga daya beli masyarakat akan tetap terjaga kuat,” kata Kepala Riset dan Strategi Bahana Securities, Harry Su seperti dikutip adari rilisnya yang diterima hari ini, Senin (9/1/2017).
Belanja pemerintah, ujarnya, diperkirakan akan menjadi katalis bagi perekonomian.
Setelah pemerintah sukses dengan program tax amnesty. Membaiknya harga komoditas di pasar global memberi dampak positif bagi ekspor Indonesia.
Dia mengemukakan memang saat ini kondisi global masih penuh dengan ketidakpastian, hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi Indonesia.
Dalam bulan ini atau tepatnya pada 20 Januari, presiden terpilih AS Donald Trump akan resmi memerintah negeri Paman Sam, investor dan seluruh penduduk dunia pastinya sudah menanti akan seperti apa jajaran menteri yang akan dipilih dan kebijakan yang akan diambil.
Sementara itu negara-negara di Eropa seperti Jerman, Belanda dan Perancis juga akan mengadakan pemilu.
Melihat tantangan yang masih membayangi global, ujarnya, pemerintah juga terbilang konservatif dalam mematok target asumsi ekonomi makro untuk sepanjang tahun ini.
Dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah disepakati oleh parlemen, pemerintah hanya mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%, terbilang stagnan dibandingkan pencapaian tahun lalu yang diperkirakan sekitar 5%.
“Bahana Securities lebih optimis dalam memandang perekonomian pada tahun ini,” kata Harry.