Bisnis.com, JAKARTA— Sepanjang 2016, pupuk bersubsidi yang berhasil diserap petani mencapai 8,9 juta ton atau sekitar 94% dari alokasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian 2016.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir mengatakan ketersediaan pupuk bersubsidi dari pemerintah yang disalurkan PT Pupuk Indonesia memiliki andil dalam menyukseskan swadaya pangan nasional. Ditambah, faktor-faktor lainnya seperti pengairan, bibit dan dukungan SDM yang berpengalaman tentunya.
Adapun perinciannya, hingga akhir Desember 2016, PT Pupuk Indonesia telah menyaIurkan sekitar 8,97 juta ton pupuk. Jumlah pupuk yang disalurkan selama 2016 tersebut terdiri atas pupuk urea sebanyak 3,96 juta ton dan pupuk SP-36 sebanyak 836.253 ton atau 95% dari alokasi sebesar 880.000 ton.
Kemudian, pupuk ZA sebanyak 962.432 atau 92% dari alokasi sebesar 1,05 juta ton, pupuk NPK sebanyak 2,57 juta ton, dan pupuk organik sebanyak 641.885 ton. Adapun, hingga Rabu (4/1/2017) stok pupuk di lini III mencapai 743.092 ton. Jumlah ini melebihi ketentuan stok minimum yaitu 638.448 ton.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat menyatakan, Pupuk Indonesia bersama anak usahanya siap berkomitmen dalam menyukseskan program ketahanan pangan meIaIui jaminan pasokan pupuk di tanah air.
"Sepanjang tahun 2016, kami menjaga dan mengawal seluruh proses-proses sehingga penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani dapat dipenuhi,"katanya dalam keterangan resmi, Kamis (5/1/2017).
Berdasarkan Permentan Nomor 69 Tahun 2016, pupuk bersubsidi tahun anggaran 2017 dialokasikan sebanyak 8,55 juta ton. Perinciannya, pupuk urea sebanyak 3,67 juta ton, pupuk SP-36 sebanyak 800.000 ton, pupuk ZA sebanyak 1 jutaton, pupuk NPK sebanyak 2,18 juta ton, dan pupuk organik sebanyak 895.288 ton.
Untuk mendapatakan pupuk bersubsidi, petani harus tergabung dalam kelompok tani dan harus menyusun Rencana Definitif Kelompok Kerja (RDKK) sehingga bisa memperoleh alokasi pupuk bersubsidi.
Aas menambahkan, kebutuhan pasokan pupuk itu dihasilkan oleh lima anak usaha PT Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pupuk Iskandar Muda.
Sebagai produsen pupuk terbesar di Asia, Pupuk Indonesia memiliki kapasitas produksi total sebanyak 13,1 juta ton per tahun dengan total aset sebesar Rp93,13 triliun.
Dengan semakin menyempitnya lahan pertanian, kata Aas, produktivitas perlu ditingkatkan untuk mengejar target swasembada pangan nasional. Untuk mencapai itu, ketersediaan pasokan pupuk harus terjaga dan teknologi pemupukan diupayakan lebih baik lagi.
“Dari sisi kami, efisiensi produksi akan terus kita gencarkan disegala bidang, dengan hal tersebut industri pupuk tanah air dapat berkompetisi dengan pupuk produksi luar,” tambahnya.