Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR: Realisasi Program Sejuta Rumah Kemungkinan Terlampaui

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat realisasi program sejuta rumah 2016 mencapai 80% atau 805.169 unit.
Proyek perumahan sederhana/Bisnis.com
Proyek perumahan sederhana/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat realisasi program sejuta rumah 2016 mencapai 80% atau 805.169 unit. Meski data formal tidak mencapai target sejuta unit, pemerintah menilai realisasi pembangunan rumah 2016 lebih dari 1 juta unit.

Dirjen Pembiayaan Perumahan, Kementerian PUPR Maurin Sitorus mengatakan program sejuta rumah telah meningkatkan realisasi pembangunan rumah dengan cukup tinggi selama dua tahun terakhir.

Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, realisasi pembangunan rumah tiap tahun tercatat maksimal hanya 400.000 unit. Namun, menariknya data BPS telah menunjukkan bahwa sebelum program sejuta rumah diluncurkan, telah terjadi koreksi angka backlog, atau kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah, yang cukup signifikan.

Data BPS 2010 mencatat backlog kepemilikan rumah mencapai 13,5 juta unit, tetapi di 2015 data BPS menunjukkan angka backlog tinggal 11,4 juta unit. Artinya, terjadi koreksi 400.000 unit tiap tahun terhadap angka backlog.

Di sisi lain, peningkatan jumlah keluarga baru yang membutuhkan rumah setiap tahun berkisar 800.000 keluarga. Artinya, bila angka backlog selama ini tidak bertambah, maka peningkatan kebutuhan rumah tahunan ini telah terlampaui.

Dengan demikian, dalam lima tahun terakhir sebelum program sejuta rumah berjalan, jumlah pertumbuhan rumah tahunan mencapai 1,2 juta unit. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari yang terdata yang hanya sekitar 400.000 unit.

Jumlah ini tidak terdeteksi sebab data yang dihimpun pemerintah hanya bersumber dari data penyaluran KPR dan kredit konstruksi perbankan untuk rumah yang dibangun pengembang serta laporan pembangunan dari daerah.

Padahal, rumah yang dibangun secara mandiri atau swadaya oleh masyaraka jumlahnya jauh lebih tinggi. 

Supply rumah itu sangat tidak tergantung di sektor formal, tetapi lebih banyak informal. Kenapa mereka ini tidak terdata, karena mereka membangun sendiri, tidak jelas berapa lamanya dan juga karena mereka tidak memiliki IMB. Ketika diformalkan, baru mereka mengurus IMB-nya,” katanya, dikutip Selasa (3/1/2017).

Oleh karena itu, Maurin mengaku cukup yakin realisasi pembangunan rumah saat ini lebih tinggi dari satu juta unit karena pemerintah telah memberikan lebih banyak stimulus dalam program sejuta rumah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper