Bisnis.com, PALEMBANG - Nilai ekspor komoditas nonmigas andalan Sumsel tercatat masih turun sepanjang Januari--November 2016 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya meski tren harga komoditas mulai membaik pada pengujung tahun lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Yos Rusdiansyah mengatakan memang ekspor Sumsel secara umum masih mengalami penurunan dibandingkan dengan 2015. "Sebetulnya jika dilihat bulanan telah terjadi peningkatan, namun bila dibandingkan tahun lalu masih turun," katanya, Selasa (3/1/2017).
Yos mengatakan kondisi penurunan itu tidak hanya terjadi pada komoditas nonmigas andalan Sumsel melainkan ekspor provinsi itu secara keseluruhan. Dia memaparkan ekspor Sumsel turun 23,31% (yoy) US$2,30 miliar menjadi US$1,76 miliar sepanjang Januari--November 2016.
Adapun lebih rinci, ekspor karet turun 12% dari semula US$1,3 miliar menjadi US$1,1 miliar. Sementara itu, untuk ekspor batu bara turun 15% dari US$213,33 juta menjadi US$180,27 juta. Penurunan juga terjadi untuk ekspor CPO yang semula US$171,88 juta turun menjadi US$104,63 juta.
Secara negara tujuan, terdapat tiga negara yang menjadi pasar utama ekspor Sumsel, yakni Amerika Serikat, Malaysia dan China yang mana masing-masing mencapai US$282,15 juta, US$203,14 juta dan US$186,80 juta.
"Ketiga negara itu berkontribusi sebesar 37,98% dari total ekspor Januari--November 2016," ujarnya.