Bisnis.com, JAKARTA – Harga konsumen Jepang turun untuk bulan kesembilan berturut-turut pada November, seiring penurunan belanja rumah tangga. Hal ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Bank of Japan dalam memacu inflasi.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini (Selasa, 27/12/2016), indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) - tidak termasuk komponen makanan segar - turun 0,4% pada November dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Angka tersebut lebih besar dari prediksi penurunan sebesar 0,3%.
Harga konsumen secara keseluruhan naik 0,5%, sedangkan harga konsumen selain komponen makanan dan energi naik 0,1%.
Sementara itu, tingkat belanja rumah tangga turun 1,5% dibandingkan dengan setahun sebelumnya , jauh lebih besar dari prediksi penurunan sebesar 0,1%.
Rentetan data inflasi negatif selama sembilan bulan berturut-turut menunjukkan lebarnya celah antara harga dan target inflasi bank sentral Jepang tersebut sebesar 2%.
Namun di sisi lain, pelemahan yen, harga minyak global yang lebih tinggi, serta pasar tenaga kerja terketat dalam dua dekade diharapkan berkontribusi terhadap kenaikan harga pada 2017.
“Ketika melihat data CPI bersama dengan belanja konsumen, jelas bahwa permintaan domestik lesu. Ekspor dan produksi membaik namun para konsumen belum melonggarkan pengeluaran mereka,” ujar Hiroaki Muto, Kepala Ekonom Tokai Tokyo Research Center.