Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Darurat Polusi, Beijing Perintahkan 1.200 Pabrik Tutup atau Pangkas Produksi

Pemerintah Kota Beijing memerintahkan 1.200 pabrik di dekat ibu kota Cina, termasuk kilang minyak yang dioperasikan perusahaan negara Sinopec dan pabrik pangan Cofco, untuk menutup atau mengurangi produksi karena polusi sudah mencapai level tertinggi.
Polusi udara di China/Reuters
Polusi udara di China/Reuters

Bisnis.com, BEIJING - Pemerintah Kota Beijing memerintahkan 1.200 pabrik di dekat ibu kota Cina, termasuk kilang minyak yang dioperasikan perusahaan negara Sinopec dan pabrik pangan Cofco, untuk menutup atau mengurangi produksi karena polusi sudah mencapai level tertinggi.

Otoritas lingkungan setempat telah mengeluarkan peringatan merah yang dimulai pada Jumat (16/12/2016) malam, dan akan berlangsung hingga Rabu (21/12/2016), setelah asap yang memenuhi langit utara China, yang mengakibatkan gangguan serius terhadap lalu lintas, aktivitas pekerja konstruksi, sekolah, rumah sakit, dan kegiatan bisnis lainnya.

Pemerintah kota menyatakan kilang Sinopec di Yanshan dengan produksi 10 juta ton, pabrik baja Shougang Group dan pabrik mi instan dan biskuit Cofco adalah di antara 500 perusahaan yang telah diperintahkan membatasi output.

Peringatan juga disampaikan kepada 700 perusahaan yang harus menghentikan operasi sama sekali.

Peringatan merah dikeluarkan ketika indeks kualitas udara (IKU), ukuran polusi di udara, telah mencapai level 200 selama lebih dari 4 hari berturut-turut, melampaui 300 selama lebih dari 2 hari, atau mencapai level 500 selama minimal 24 jam.

Angka IKU di Beijing pada Sabtu (17/12/2016) adalah 120.

Sepuluh kota di provinsi Hebei, yang mengelilingi Beijing dan kawasan produsen baja, telah mendapatkan peringatkan tanda merah karena kabut asap. Pabrik baja telah dipaksa untuk memangkas produksi.

China, kawasan ekonomi kedua terbesar di dunia, telah berjuang melawan degradasi lingkungan yang merupakan efek dekade pertumbuhan ekonomi sangat tinggi. Sistem peringatan tanda warna merah itu dikeluarkan sebagai bagian dari respons keras terhadap kabut asap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper