Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas: Risiko Global Terbesar Berasal dari China

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyebutkan risiko ekonomi global pada tahun depan berasal dari pelemahan perekonomian China, disusul oleh rencana kebijakan ekspansif oleh pemerintahan Amerika Serikat yang baru.

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyebutkan risiko ekonomi global pada tahun depan berasal dari pelemahan perekonomian China, disusul oleh rencana kebijakan ekspansif oleh pemerintahan Amerika Serikat yang baru.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro menegaskan ekonomi China bakal mengetat untuk menghadapi risiko meningkatnya tingkat utang di negaranya sehingga kredit bakal dikendalikan. Target pertumbuhan ekonomi China akan dilonggarkan untuk menahan kredit sehingga berdampak pada tertahannya laju investasi.

Kebijakan itu dilakukan agar ekonomi tidak mengalami hardlanding. Perlambatan ekonomi China bakal menular ke negara mitra dan penghasil komoditas, termasuk Indonesia. Dalam perhitungan Bappenas, penurunan investasi oleh China akan berpengaruh ke pertumbuhan investasi di Indonesia sehingga PDB bisa  tergerus 0,72 presentase poin dari baseline. 

Secara rinci, investasi dalam negeri akan terkoreksi 1,02 presentase poin dari baseline 2017. Sementara itu, ekspor dan impor menyusut masing-masing 0,71 presentase poin dan 0,76 presentase poin. 

"Investasi langsung dari China sangat digarapkan, karena sebelumnya dari China tidak signifikan. Kalau arus investasi tidak sesuai harapan, maka akan semakin sulit untuk diperebutkan," katanya, di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (8/12/2016).

Risiko terbesar kedua berasal dari proposal kebijakan Trump di bidang perpajakan. Pemotongan pajak kalangan berpenghasilan tinggi dan perusahaan sebesar 20% menjadi 15% serta rencana hadirnya program amnesti pajak. Proposal Trump juga akan menekan penerimaan negara sebesar 75% yang dikompensasi dengan pemotongan anggaran.

Dari sisi perdagangan, proposal Trump juga menuliskan pemberlakukan tarif hingga 35%-45% untuk China Meksiko. Selain itu, penaikkan upah minimum untuk lembur menjadi US$15 per jam dan memulangkan imigran gelap sekitar 600.000 orang/tahun.

Kebijakan itu akan mengerek inflasi menjadi lebih tinggi sehingga bank sentral AS, The Federal Reserve, cenderung menaikkan suku bunganya. Dengan segala risiko dari AS, risiko pengurangan capaian PDB Indonesia sebesar 0,42 presentase poin dari baseline 2017. Investasi akan tergerus 0,89 presentase poin, ekspor 0,38 presentase poin, dan impor 0,67 presentase poin.

"Kalau rencana AS itu bisa membuat confident level turun, nanti akan berujung pada menurunya pertumbuhan ekonomi AS dan global. Yang artinya menurunnya investasi AS ke negara lain, maka Indonesia bisa alami perlambatan di PDB," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper