Bisnis.com, PEKANBARU -- PT PLN (Persero) Wilayah Riau Kepri menyatakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tenayan Raya bakal beroperasi penuh pada Maret tahun depan.
Manajer SDM dan Umum PLN WRKR Dwi Suryo Abdullah mengatakan dari dua mesin pembangkit PLTU Tenayan Raya, salah satunya sudah mendapatkan sertifikasi layak operasional.
"Untuk pembangkit I sudah mendapatkan sertifikat layak operasional, sedangkan pembangkit II masih dalam tahapan uji coba hingga mendapatkan sertifikat serupa," katanya kepada Bisnis, Kamis (8/12).
PLTU Tenayan Raya adalah pembangkit listrik yang dengan dua mesin masing-masing berkapasitas 110 MW sehingga total daya yang dihasilkan sebesar 220 MW.
Dwi mengatakan uji coba mesin ini dilakukan dengan cara pengoperasian dengan beban bertahap mulai 10% hingga 100%.
Proses itu dilakukan selama 72 jam atau sekitar 3 hari. Bila mesin pembangkit II itu bekerja tanpa masalah, barulah layak mendapatkan sertifikat operasional penuh.
Pihaknya memerkirakan proses uji coba yang terus berjalan saat ini, bisa selesai pada Maret tahun depan.
"Kami targetkan uji coba bisa selesai dan kedua pembangkit dapat beroperasi penuh di Februari atau Maret 2017," katanya.
Meski masih dalam tahap uji coba, daya listrik yang dihasilkan oleh mesin pembangkit II PLTU Tenayan Raya sudah masuk ke dalam sistem interkoneksi kelistrikan Sumatra.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Riau meminta PLN untuk menambah gardu induk karena provinsi itu tengah mengembangkan kawasan industri yang membutuhkan energi listrik berdaya besar.
“Jika kawasan industri terus berkembang, energi yang dibutuhkan akan bertambah. Riau harus terus menambah gardu induk untuk mencukupi kebutuhan listrik,” kata Syahrial Abdi, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Riau.
Syahrial mengatakan Riau harus memiliki 18 gardu induk, idealnya satu kabupaten memiliki satu gardu induk. Namun, khusus untuk daerah industri, seperti Dumai, Tanjung Buton dan Kuala Enok harus memiliki 2 gardu induk. Karena setiap pabrik menghabiskan daya sekitar 50 MW.
Saat ini, Riau memiliki 8 gardu induk yang membuat daerah itu masih defisit 80 MW yang saat ini masih 480 MW. PLN akan mengoperasikan 3 gardu induk pada awal tahun mendatang untuk mengatasi defisit listrik khusus di Pekanbaru.
Gardu induk, menurut Syahrial, berfungsi untuk mengumpulkan dan memecah arus dari Pembangkit Listrik dari jaringan listrik di Sumatra. Jika Pembangkit Listrik tidak menggunakan gardu induk, jaringan energi listrik akan mengaliri seluruh jaringan ke Sumatra.
Data PLN WRKR mencatat Provinsi Riau saat ini memiliki beberapa pembangkit listrik, yaitu PLTG Teluk Lembu di Pekanbaru 145,2 MW, PLTA Koto Panjang di Kampar 95,7 MW dan Balai Pungut di Duri, Bengkalis 129,7 MW ditambah 167 MW dari pembangkit di Sumatra Barat.