Bisnis.com, JAKARTA - Perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership diklaim bakal membawa dampak positif pada ekonomi regional dan global.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan Indonesia berharap perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat diselesaikan tahun depan.
Menurutnya, saat ini terdapat penangguhan atas beberapa perjanjian perdagangan internasional, seperti Trans-Pacific Partnership dan Trans-Atlantic Trade and Investment Partnership.
"Sebagai koordinator dan Ketua Komite Perundingan, Indonesia berperan penting memajukan perundingan RCEP, terutama karena terjadinya penangguhan beberapa inisiatif perdagangan regional, seperti Trans-Pacific Partnership dan Trans-Atlantic Trade and Investment Partnership," katanya ketika membuka rangkaian perundingan RCEP Trade Negotiating Committee (TNC) Ke-16 dan Pertemuan Terkait Lainnya, Selasa (6/12/2016).
Menurut Enggartiasto, hal tersebut telah memberikan dampak yang kurang positif bagi sistem perdagangan. Fenomena Brexit dan beberapa pemilihan umum di negara-negara Eropa turut menciptakan ketidakpastian bagi Uni Eropa dan berdampak pada perdagangan dan investasi global.
Enggar menyatakan kekuatan ekonomi negara-negara RCEP bakal berkontribusi besar terhadap perbaikan ekonomi di kawasan. Dengan jumlah populasi 45% dari total populasi dunia dan kombinasi PDB hingga US$22,4 triliun, Indonesia berharap perundingan ini berdampak positif terhadap ekonomi regional dan global.
Perdagangan anggota RCEP juga setara dengan 30% total perdagangan dunia.
Indonesia diklaim bakal menikmati akses pasar yang lebih baik dibandingkan dengan yang diperoleh dari Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dengan negara mitra, termasuk akses pasar produk pertanian ke India dan China.
Bagi Indonesia, 15 negara anggota RCEP mewakili 56,2% ekspor Indonesia ke dunia dan 70% impor Indonesia dari dunia. RCEP juga menyumbang 48,21% investasi asing di Tanah Air.
Sampai saat ini, baru satu bab yang berhasil diselesaikan yaitu mengenai Kerja Sama Ekonomi dan Teknis. Pada perundingan ke-16 ini diharapkan RCEP dapat menyelesaikan bab tentang usaha kecil dan menengah (UKM).