Bisnis.com, JAKARTA – Menyusul kesepakatan negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam The Organuzation of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk memangkas produksi minyak mentah, pengusaha sawit Indonesia memprediksi ekspor minyak sawit menth (CPO) ke Uni Eropa berpeluang naik.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun menyampaikan dengan dipangkasnya harga minyak dunia, maka gap antara harga CPO untuk biodiesel dan minyak mentah kian menipis sehingga serapan CPO untuk bahan bakar nabati akan meningkat.
“Kalau benar harga minyak mentah naik, tidak hanya biodiesel Indonesia yang terpengaruh. Di Eropa, mereka menggunakan minyak rapeseed untuk biodieselnya. Kalau selisih harga dengan CO menyempit, mereka akan serap lebih banyak rapeseed untuk biodiesel, di sana kebutuhan biodieselnya sampai 6 juta kiloliter per tahun,” ujar Derom Minggu (4/11),
Menurutnya, dengan meningkatnya penyerapan rapeseed untuk biodiesel, maka volume minyak nabati itu yang masuk ke industri makanan dan minuman di Benua Biru akan semakin sedikit. Biasanya, Eropa akan menyubtitusi kebutuhan minyak nabatinya dengan minyak CPO.
“Nanti mereka bisa memasukkan [mengimpor] lebih banyak CPO. Biasanya mekanismenya seperti itu,” ujar Derom.
Sebagaimana diketahui, akhir pekan lalu negara-negara OPEC sepakat memangkas produksi crude oil hingga 1,2 juta barel per hari. Negara produsen lainnya seperti Rusia, dipatok untuk memangkas produksi sebesar 600.000 barel per hari. Dengan pemangkasan produksi ini, diharapkan harga minyak dunia akan membaik.