Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi 3,83%, Properti Bangka Belitung Tumbuh Lambat

Pengembang Bangka Belitung mengakui pertumbuhan ekonomi yang rendah atau 3,83% pada kuarta III/2016 cukup memukul sektor pasar properti.
Ilustrasi pembangunan perumahan rakyat./Antara
Ilustrasi pembangunan perumahan rakyat./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang Bangka Belitung mengakui pertumbuhan ekonomi yang rendah atau 3,83% pada kuarta III/2016 cukup memukul sektor pasar properti.

Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bangka Belitung Thomas Jusman mengatakan hal itu saat ditemui dalam Musayawarah Nasional REI XV 2016 di Jakarta, belum lama ini.

Dirinya mengakui kondisi yang belum baik pada sektor pertambangan timah membuat sektor lain pun mengalami keadaan serupa. Dari laporan properti kelas menengah atas sepanjang tahun ini, Thomas mencatat hanya sekitar 10% yang dapat terjual. Sedangkan segmen menengah bawah cukup stagnan.

Tahun ini, kata Thomas, REI Babel menargetkan pembangunan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR sebanyak 2.000 unit. Namun, realisasi hingga awal November lalu hanya sekitar 1.500 unit yang sudah teserap.

Menurut Thomas, meski masih optimis hingga akhir tahun dapat menambah catatan penjualan tetapi perolehan ini sudah lebih baik dari 2015. Pada tahun lalu pihaknya hanya mampu mencatatkan 1.000 unit rumah MBR.

"Tahun depan kami lebih optimis dengan target pembangunan 2.500 unit. Program sejuta rumah dari Presiden Joko Widodo sangat disambut baik pengembang di sana. Banyak pengembang baru yang mau terlibat pembangunan rumah subsidi, bahkan tak sedikit pengembang menengah atas yang berbalik segmen melihat peluang," katanya, Selasa (29/11/2016).

Thomas menambahkan para pengembang tersebut masih melihat permintaan yang tinggi akan hunian murah di Bangka Belitung. Sebab, mayoritas pekerja pertambangan di sana masih mengandalkan hunian sewa.

Adanya hunian murah, lanjut Thomas, akan membuat masyarakat yang masih menyewa berpindah membeli rumah sendiri.

Sementara itu, Thomas menilai lahan yang masih luas di Bangka Belitung juga membuat pengembang mendesain perumahan sesuai keinginan perusahaannya. Hal ini juga yang membuat hunian vertikal atau apartemen masih belum diminati dan jarang di sana.

Thomas mengatakan saat ini setiap meter persegi dari lahan di Bangka Belitung rerata hanya diisi 79 jiwa penduduk. Sayangnya, meski lahan masih luas untuk pengembangan, bahan material yang mahal di kawasan Bangka Belitung cukup menjadi kendala pengembang selama ini.

“Kendala seperti daerah lain masih perizinan dan bahan material, karena di sana tidak seperti di Jawa dan bentuknya kepulauan, jadi bahan bangunan masih terbilang mahal. Kalau perizinan saya rasa pemerintah daerah menunggu regulasi lanjutan dari pusat untuk dapat memangkas,” ujar Thomas.

Selain rumah subsidi, menurut Thomas, Bangka Belitung masih membutuhkan pasokan Hotel untuk mengakomodir kebutuhan wisatawan dan kepentingan meetings, incentives, conferences, and events atau MICE yang kini mulai marak.

Jarak tempuh dari ibu kota yang hanya 60 menit dengan pesawat udara menjadikan wilayah ini sebagai pilihan kegiatan tersebut. "Ini akan jadi peluang yang bagus untuk sektor perhotelan masa depan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper