Bisnis.com, JAKARTA – Harga konsumen inti Jepang turun untuk bulan kedelapan berturut-turut pada Oktober, rentetan penurunan terpanjang sejak 2009-2011. Hal ini menggarisbawahi seberapa jauhnya negara tersebut dari pencapaian target inflasi 2%.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini (Jumat, 25/11/2016), indeks harga konsumen inti (core consumer price index/CPI) - tidak termasuk komponen makanan segar - turun 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Harga konsumen secara keseluruhan naik 0,1%, dengan kenaikan pada harga makanan segar yang mengimbangi berlanjutnya penurunan pada biaya energi.
Sementara itu, harga konsumen selain komponen makanan dan energi naik 0,2%.
Berlanjutnya penurunan pada harga menekankan perjuangan negara tersebut untuk mematahkan siklus yang diperkuat oleh melambatnya kenaikan pada upah, sentimen konsumen yang lemah, serta para retailer yang bersaing secara ketat melalui potongan harga.
Bahkan setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berkomitmen untuk melampaui target inflasi, rumah tangga dan perusahaan belum sepenuhnya melepaskan mindset deflasi mereka.
“Penurunan pada inflasi kemungkinan mencapai batas bawahnya di kisaran -0,5%, namun tidak akan naik menuju 2% secepat yang BOJ harapkan,” ujar Hideo Hayakawa, mantan Kepala Ekonom untuk BOJ.
