Bisnis.com, JAKARTA—Kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih membuat tarif sewa ritel di berbagai kawasan tidak banyak bergerak, ditunjukkan oleh Asia Pasific Retail Rental Index yang turun tipis 0,1% pada kuartal III/2016.
Dalam laporan terbaru yang dirilis hari ini, lembaga konsultan dan riset properti JLL menyatakan angka tersebut turun dari kuartal II/2016. Pada kuartal II/2016, tercatat terjadi pertumbuhan 0,3% dari kuartal sebelumnya.
“Dari 18 pasar yang dianalisas, hanya Manila yang menunjukkan kenaikan sewa ruang ritel sebesar 1% atau lebih di lokasi yang lebih mahal. Sementara itu, kawasan lainnya tidak mencatatkan kenaikan apapun,” papar laporan tersebut.
Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, perlambatan ekonomi menekan pertumbuhan bisnis dan keyakinan konsumen di Singapura. Para peritel berkonsentrasi mengembangkan berbagai saluran pemasaran dan mendorong konsumen untuk berlangganan newsletter atau mengunduh aplikasi mobile untuk mendapatkan potongan harga yang besar.
“Sebuah tipe baru peritel yang menawarkan sisi pengalaman kepada konsumen, yang tidak dapat diduplikasi oleh e-commerce, bernama retail-tainment juga telah muncul,” terang JLL.
Sementara itu, peritel yang bergerak di sektor food and beverage (F&B) mendapat permintaan paling tinggi di Jakarta. Selain banyak pemain F&B lokal yang berekspansi, terdapat dua merek makanan sehat internasional yang masuk ke ibukota Indonesia itu.
Tetapi, merek fesyen besar global seperti H&M dan Uniqlo juga tetap meningkatkan penetrasi di Jakarta dengan terus menambah gerai. ()