Bisnis.com, SORONG - Puluhan penumpang pesawat Express Air tujuan Manokwari mengamuk di Bandar Udara Domine Eduar Osok, Kota Sorong, Papua Barat akibat pesawat batal berangkat, Senin (14/11/2016).
Sekitar 30 penumpang asal Kabupaten Maybrat yang akan menghadiri upacara pemakaman keluarga mereka di Manokwari itu, tidak terima batal diberangkatkan sehingga terjadi pertengkaran mulut dengan pihak manajemen Express Air.
Tokoh masyarakat Kabupaten Maybrat Yosafat Kambu menenangkan warganya setelah berkomunikasi dengan pihak manajemen Express Air terkait pemberangkatan selanjutnya.
Menurut Yosafat Kampu pihak manajemen memberikan penjelasan penerbangan tujuan Manokwari hari ini dibatalkan karena pesawat mengalami gangguan, sehingga dapat diterima oleh penumpang terutama puluhan warga Maybrat yang hendak ke Manokwari untuk mengikuti upacara pemakaman keluarganya.
Dia mengatakan bahwa pihak manajemen Express Air telah memberangkatkan empat orang warga Maybrat tersebut dengan maskapai lain yakni Sriwijaya Air, dan penumpang lainnya akan diberangkatkan Selasa (15/11).
"Kami berharap manajemen Express Air dapat menepati janjinya memberangkatkan penumpang yang tersisa esok pagi sesuai jadwal yang sudah ditentukan, sehingga tidak ada lagi aksi protes terhadap pihak maskapai itu," ujar dia lagi.
Express Air Batal Berangkat, Penumpang di Sorong Ngamuk
Puluhan penumpang pesawat Express Air tujuan Manokwari mengamuk di Bandar Udara Domine Eduar Osok, Kota Sorong, Papua Barat akibat pesawat batal berangkat, Senin (14/11/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
39 menit yang lalu
Menakar Kans Bank Permata (BNLI) Usai 4 Tahun Diakuisisi Bangkok Bank
2 jam yang lalu
Target Harga ACES Jelang Rebranding Merek Baru
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
47 menit yang lalu
Sederet Tantangan Wujudkan Transisi Energi Listrik di Perdesaan
1 jam yang lalu